Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Minggu Krusial Gelombang Covid-19, Ekonomi Bisa Kembali Terpuruk Melonjak

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan bahwa ada efek yang harus diantisipasi oleh pemerintah, yaitu melonjaknya kasus. Oleh karena itu, tes dan pelacakan (testing dan tracing) kasus perlu ditingkatkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto saat menerima audiensi dari para pelaku industri film di Jakarta, Jumat (19/3/2021)./Antara/HO-Humas Kemenko Perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto saat menerima audiensi dari para pelaku industri film di Jakarta, Jumat (19/3/2021)./Antara/HO-Humas Kemenko Perekonomian.

Bisnis.com, JAKARTA - Meski pemerintah melarang pulang kampung di lebaran tahun ini, kerumunan massa tidak terhindarkan. Dibukanya tempat wisata menjadi penyebab. Tak heran roda ekonomi pada hari raya 2021 dianggap lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan bahwa ada efek yang harus diantisipasi oleh pemerintah, yaitu melonjaknya kasus. Oleh karena itu, tes dan pelacakan (testing dan tracing) kasus perlu ditingkatkan.

"Apalagi sekarang sudah lebih banyak alat dibandingkan lebaran tahun lalu. Kalau di hari biasa testing dan tracing bisa berapa ratus ribu, sekarang harus beberapa kali lipat,” katanya saat dihubungi, Selasa (18/5/2021).

Eko menjelaskan bahwa peningkatan testing dan tracing merupakan bentuk antisipasi pemerintah karena meningkatnya kerumunan di tempat umum. Di saat yang sama, ditemukan banyak pelanggar protokol kesehatan. Harapannya, kasus positif tidak melonjak dan mencapai kasus harian tertinggi. Menurut Eko, penambahan kasus tidak bisa dihindarkan.

Di sinilah bisa dilihat seberapa besar kesiapan pemerintah. Apabila jumlah positif Covid-19 dapat ditekan, dipastikan memberi optimisme baru. Akan tetapi jika terjadi gelombang lanjutan seperti India, pemulihan ekonomi seperti yang terus disampaikan pemerintah ibarat jauh panggang dari api. Itu sebabnya, tambah Eko, dua minggu ke depan sebagai masa inkubasi Covid-19 akan menjadi titik krusial bagi Indonesia.

“Kalau jebol dan muncul gelombang lanjutan, bisa menghantam optimisme perekonomian. Tapi jika tidak berubah, itu baik. Artinya orang mulai optimis dan pengendalian Covid-19 bisa terjadi,” jelasnya.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) mencatat terjadi kenaikan mobilitas yang cukup tinggi di tempat wisata. Di akhir pekan Lebaran terjadi lonjakan hingga 100,8 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Ketua KPC-PEN Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pergerakan masyarakat meningkat di wilayah aglomerasi. Untuk menekan penyebaran kasus, pemerintah akan melakukan tes acak kepada masyarakat di beberapa provinsi yang akan kembali ke Pulau Jawa.

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro di tempat warga berangkat dan tujuan pun diperketat. Khusus dari Pulau Sumatera ke Jawa, dilakukan perintah pengecekan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

“Tentu kita berharap mereka yang masuk di Jawa terutama yang wilayah yang naik [kasus Covid-19] itu sudah aman dari Covid-19,” ucap Airlangga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper