Bisnis.com, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) sedang mengajukan perpanjangan konsesi jalan tol perseroan menjadi hingga 70 tahun. Adapun, pengajuan tersebut merupakan salah satu strategi perseroan untuk meningkatkan daya tarik jalan tol perseroan pada investor asing melalui Indonesia Authority Investment (INA).
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan jalan tol yang direncanakan untuk dilepas ke INA setidaknya ada tiga ruas. Adapun, saat ini ketiga ruas tol tersebut memiliki konsesi sekitar 40 tahun.
"Sebagian pendapatan Hutama Karya dari [bisnis] investasi juga tidak apa-apa. [Ruas tol] yang memungkinkan [untuk ditawarkan ke INA] adalah Bakauheni-Palembang, Pekanaru-Dumai, kemudian Medan-Binjai juga menarik," katanya di Jakarta, Jumat (7/5/2021).
Dalam catatan Bisnis, ketiga ruas tersebut merupakan beberapa ruas dengan angka internal rate of return (IRR) yang tinggi. Ruas Medan-Binjai memiliki IRR di level 6,1 persen, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di kisaran 6,6 persen, dan ruas Pekanbaru-Dumai di posisi 3,8 persen.
Walakin, ketiga ruas tersebut tetap memiliki IRR yang lebih rendah jika dibandingkan dengan IRR pada studi kelayakan. Dalam studi tersebut, ruas Medan-Binjai memiliki IRR di level 13,3 persen, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di kisaran 11,8 persen, dan ruas Pekanbaru-Dumai di posisi 11,2 persen.
Penurunan IRR tersebut terjadi karena mismatch angka lalu lintas harian rata-rata (LHR) antara studi kelayakan dan saat ketiga ruas tersebut beroperasi. Adapun, LHR ketiga ruas tersebut pada studi kelayakan adalah: Medan-Binjai sekitar 17.295 kendaraan, Bakauheni Terbanggi Besar mencapai 17.608, dan Pekanbaru-Dumai di posisi 9.708.
Baca Juga
Sementara itu, LHR saat beroperasi turun menjadi Medan-Binjai sekitar 16.212 kendaraan, Bakauheni Terbanggi Besar mencapai 17.047, dan Pekanbaru-Dumai di posisi 6.302. Selain itu, laju inflasi pada daerah yang dilewati ketiga jalan tol tersebut tercatat mengalami tren penurunan sejak 2016.
Walau demikian, Budi optimistis IRR ketiga ruas tersebut akan meningkat sekitar 10 tahun mendatang. Oleh karena itu, Budi menilai strategi perpanjangan konsesi menjadi langkah yang tepat. "[Jalan Tol Trans Sumatra] ini 5-10 tahun lagi akan ramai karena pariwisata dan industri," katanya.
Di sisi lain, Budi menyampaikan kemungkinan pelepasan ruas dengan skema bundling. Adapun, ruas tol yang mungkin dimasukkan adalah ruas tol perseroan yang ada di Pulau Jawa, yakni ruas JORR S dan ruas Akses Tanjung Priok (ATP).