Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 diperkirakan akan mencatat pertumbuhan positif setelah empat kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.
Pada konferensi pers virtual, Rabu (5/5/2021), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 masih tumbuh negatif, dengan kontraksi sebesar -0,74 persen secara tahunan.
Staf Ahli Otoritas Jasa Keuangan Ryan Kiryanto mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 ini cukup menggembirakan karena besaran kontraksi yang lebih rendah dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya.
“Memang produk domestik bruto [PDB] yang minus ini melanjutkan kontraksi di kuartal-kuartal sebelumnya. Namun, besaran kontraksinya semakin mengecil atau membaik, dengan kata lain arah pertumbuhan ekonomi sudah pada jalur yang benar,” katanya, Rabu (5/5/2021).
Menurut Ryan, kontraksi pada sektor transportasi dan pergudangan yang mencapai -13,12 persen dapat dimaklumi karena dipengaruhi oleh kebijakan pembatasan sosial di sejumlah daerah sehingga aktivitas di sektor ini terpengaruh.
Di sisi lain, beberapa lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif, di antaranya informasi dan komunikasi sebesar 8,72 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 5,49 persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 3,64 persen.
Baca Juga
Dia memperkirakan ekonomi Indonesia di pada kuartal II/2021 akan tumbuh lebih kuat dan ekspansif dengan perkiraan pada rentang 5 hingga 7 persen secara tahunan.
Program vaksinasi sebagai game changer dinilai menjadi faktor utama untuk menstimulasi aktivitas ekonomi dan sosial, namun protokol kesehatan tetap perlu diterapkan.
Relaksasi kebijakan sinergis pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank Indonesia yang akomodatif, countercyclical dan forward looking juga dinilai menjadi game changer tambahan dalam mendorong kegiatan di sektor riil.