Bisnis.com, JAKARTA – Produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2021 masih mengalami kontraksi sebesar 0,74 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Adapun, pertumbuhan PDB Indonesia secara kuartalan juga masih terkontraksi sebesar -0,96 persen (quarter-to-quarter/qtq).
“Dibandingkan posisi kuartal I/2020 perekonomian Indonesia maish kontraksi 0,74 persen. Dibandingkan kuartal sebelumnya, ini perbaikan yang cukup signifikan,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5/2021).
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana lalu memperkirakan memasuki 2021, perekonomian akan semakin tumbuh positif. Meskipun hal tersebut disebabkan oleh low-base effect, kemajuan mantap dari permintaan tetap memberikan harapan bagi pemulihan ekonomi.
“Indikator-indikator utama seperti PMI, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel sebelumnya telah mengonfirmasi kembali pandangan kami, dengan risiko dari kembali diterapkannya pembatasan mobilitas ikut membayang-bayangi,” jelas Wisnu dala rilis yang dikutip Bisnis, Rabu (5/5/2021).
Menurut Wisnu, pemulihan secara luas di seluruh sektor sudah semakin terlihat. Namun, struktur ekonomi secara keseluruhan belum berubah sama sekali seperti sektor transportasi, perhotelan, dan restoran tetap berada pada moda bertahan hidup (survival mode).
Baca Juga
Sementara itu, sektor informasi dan komunikasi (infokom), teknologi, dan layanan kesehatan terus mendorong pertumbuhan.
Perbaikan pada pertumbuhan PDB kuartal I/2021 ini didukung oleh investasi tetap dan kinerja ekspor, sementara konsumsi rumah tangga tetap melambat.
Hal tersebut terlihat dari investasi yang terkontraksi kecil sebesar 0,23 persen secara tahunan (yoy), dan dibandingkan dengan kuartal IV/2020 sebesar -6,2 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah meningkat sebesar 186,2 persen secara tahunan (yoy) untuk proyek infrastruktur dan peralatan kepolisian.
Lalu, konsumsi rumah tangga terkontraksi sebesar 2,3 persen secara tahunan (yoy) dan dibandingkan dengan kuartal IV/2020 sebesar -3,6 persen. Hal tersebut terjadi tengah pembatasan mobilitas di awal tahun.
Konsumsi untuk makanan dan minuman selain restoran jatuh lebih dalam dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, namun komponen lain dalam rumah tangga tetap mengalami perbaikan.