Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat investasi masih mengalami kontraksi namun semakin mendekati arah positif yaitu sebesar 0,23 persen pada kuartal I/2021.
Sebelumnya, pada kuartal IV/2020, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi mengalami kontraksi yang cukup dalam sebesar 6,15 persen.
“Komponen PMTB mengalami perbaikan yang sangat signfikan kalau pada kuartal IV/2020 yang lalu, PMTB atau investasi masih mengalami kontraksi cukup dalam -6,15 persen, pada triwulan I [2021] ini sudah sangat tipis, masih kontraktapi sangat tipis yaitu 0,23 persen,” jelas Kepala BPS Suhariyanto dalam rilis, Rabu (5/5/2021).
Dari enam komponen investasi, terdapat tiga komponen yang masih mengalami kontraksi yaitu bangunan sebesar -0,74 persen, peralatan lainnya sebesar -4,88 persen, dan CBR atau Cultivated Biological Resources sebesar -1,18 persen. CBR merupakan sumber daya hayati yang dibudidayakan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat darinya.
Kontraksi di sektor bangunan sebesar -0,74 persen, meskipun tipis, tercermin dari lapangan usaha di mana output konstruksi juga masih mengalami kontraksi. Kemudian, pertumbuhan barang modal jenis mesin tumbuh positif sebesar 3,48 persen, karena didorong oleh perbaikan dari domestik dan impor.
Sementara itu, kontraksi pada CBR terlihat bahwa nilai impor ternak indukan masih terkontraksi 2,58 persen. Di sisi lain, penambahan nilai tanaman tahunan seperti dari perkebunan sawit dan karet, mengalami kontraksi.
Baca Juga
Untuk produk kekayaan intelektual pada kuartal I/2021 tumbuh sebesar 0,52 persen karena adanya peningkatan penjualan software (perangkat lunak) dan nilai impor software.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di kuartal I 2021 sebesar Rp 219,7 triliun.
Aliran modal dalam negeri yang berasal dari investor domestik tercatat anjlok 4,2% year on year (yoy) pada kuartal I 2021. Dari angka tersebut nilai investasi para investor domestik sebesar Rp 108 triliun, lebih rendah dari pencapaian di periode sama tahun lalu sebesar Rp 112,7 triliun. Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) tercatat sebesar Rp 111,7 triliun.