Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini perekonomian nasional menunjukkan pemulihan setelah pada kuartal I/2021 tumbuh minus 0,74 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Meski perekonomian Indonesia masih ada di zona negatif dan masih dilanda resesi, secara kuartalan realisasi tersebut lebih baik.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan bahwa kinerja ekonomi pada kuartal I/2021 mengindikasikan tren pemulihan yang solid dan optimisme ekonomi paskapandemi.
“Angka penambahan kasus positif Covid-19 harus dijaga terus menurun dan pelaksanaan program PEN terus diperkuat dan semakin terarah untuk mendukung dunia usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya melalui keterangan pers, Rabu (5/5/2021).
Febrio menjelaskan bahwa kewaspadaan dan langkah antisipatif harus dijaga mengingat pandemi belum sepenuhnya usai. Kasus di India yang mencatat rekor tertinggi hingga mencapai 400.000 kasus perhari harus menjadi pelajaran.
Upaya pembukaan aktivitas ekonomi perlu dilaksanakan secara lebih hati-hati dan memperhatikan disiplin terhadap protokol kesehatan.
Baca Juga
Sejalan dengan itu, pemerintah terus memperkuat langkah pemulihan ekonomi melalui faktor yang menjadi game changer melalui penanganan pandemi, dukungan kepada sektor riil, dan kebijakan reformasi struktural.
“Langkah penanganan di bidang kesehatan tetap menjadi prioritas utama untuk mengatasi sumber guncangan,” jelasnya.
Hal tersebut mencakup program vaksinasi gratis untuk 181,5 juta orang yang diharapkan mampu mencapai kekebalan kelompok pada awal 2022.
Selain itu, upaya penguatan dan penegakan disiplin protokol kesehatan juga terus dilakukan dibarengi dengan pemberian survival and recovery kit guna mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Hingga 30 April 2021, program PEN sudah terealisasi sebesar Rp155,63 T atau 22,3 persen dari pagu anggaran. Ke depan, penyaluran PEN akan terus dipercepat guna mendorong kinerja perekonomian kembali ke zona positif.
Di sisi lain, reformasi struktural terus diperkuat sehingga diharapkan proses pemulihan ekonomi yang diikuti dengan peningkatan kapasitas produksi nasional dalam jangka menengah-panjang.
Dengan berbagai langkah kebijakan yang responsif dan antisipatif, serta konsistensi pelaksanaan reformasi struktural, Febrio menuturkan bahwa pemerintah meyakini kinerja pertumbuhan ekonomi diprediksi akan kembali pada zona pertumbuhan positif sejak triwulan II/2021.
Ini terutama dipengaruhi oleh dua faktor, yakni proses pemulihan dan normalisasi ekonomi yang terus berlangsung setelah berada di zona kontraksi paling dalam pada triwulan II/2020.
Dengan kondisi tersebut, pemerintah memprediksi ekonomi di tahun 2021 berada pada rentang 4,5 persen sampai 5,3 persen.