Bisnis.com, JAKARTA — Masih berlangsungnya pandemi Covid-19 dan harga minyak dunia yang terus berfluktuasi membuat masa depan proyek-proyek hulu minyak gas dan bumi yang ditargetkan beroperasi tahun ini dibayangi ketidakpastian.
Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada tahun ini ditargetkan sebanyak 12 proyek yang bakal onstream dengan total nilai proyek US$1,62 miliar.
Sepanjang kuartal I/2021, telah ada empat proyek yang onstream dengan total investasi senilai US$111 juta dengan total penambahan produksi migas sebesar 5.850 barel per hari (bph) dan 69,5 million standard cubic feet per day (MMscfd).
Proyek itu adalah gas supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, Lapangan Belato oleh Seleraya Merangin Dua, proyek KLD PHE ONWJ, West Pangkah Saka Indonesia Pangkah. Sementara itu, delapan proyek yang masih mengantre adalah North Area, EOR Jirak, SP Bambu Besar (Asso), SP Akasia Bagus, Upgrade Bangadua, Sidayu, Bukit Tua Phase 3, dan Merakes.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menilai terdapat keyakinan kepada para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa lebih aktif pada tahun ini dan meningkatkan investasinya untuk mengejar kinerja yang tertinggal pada tahun lalu.
Menurut dia, KKKS akan fokus ke proyek-proyek yang lebih cepat monetisasinya. Dengan demikian, kemungkinan penundaan proyek pada tahun ini akan lebih berkurang. Kendati demikian, kondisi krisis yang masih terjadi karena pandemi Covid-19 membuat para KKKS dan investor masih berhati-hati.
"Iya kemungkinan [target proyek onstream] tidak tercapai," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/4/2021).
Dalam perkembangan yang terbaru, lapangan Merakes di Wilayah Kerja East Sepinggan telah masuk dalam proyek onstream setelah sempat tertunda pada tahun lalu. Produksi gas nasional diproyeksikan meningkat 368 MMscfd.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan untuk merealisasikan proyek dengan total investasi US$ 1,3 miliar yang berlokasi di Selat Makassar itu membutuhkan usaha yang cukup keras karena adanya pandemi Covid-19 yang muncul sejak awal 2020.
“Proyek ini awalnya ditargetkan untuk dapat onstream lebih cepat pada Kuartal III/2020, namun ternyata harus sedikit bergeser dari rencana onstream yang tertuang pada persetujuan POD (Plan of Development) ke Kuartal I/2021,” kata Dwi.