Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. menargetkan perolehan kontrak baru tahun ini sekitar Rp25 triliun.
"Harapannya pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun lalu kita menargetkan kontrak baru kurang lebih Rp25 triliun dari beberapa proyek," ujar Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson dalam seminar daring di Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Dia menambahkan saat ini sampai dengan Maret 2021 sudah kurang lebih terdapat Rp3 triliun.
Dalam paparannya, dia menyampaikan bahwa selama 2020, Adhi Karya mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp19,7 triliun (di luar pajak). Perolehan kontrak baru pada 2020 tersebut naik sebesar 34 persen dibandingkan dengan perolehan kontrak baru pada 2019 sebesar Rp14,7 triliun (di luar pajak).
Sementara itu, untuk perolehan kontrak berdasarkan tipe pekerjaan, proyek-proyek infrastruktur memberikan porsi terbesar dalam perolehan kontrak.
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 44 persen, BUMN sebesar 11 persen, swasta sebesar 5 persen dan investasi sebesar 40 persen.
Terkait dengan kinerja keuangan selama 2020, Adhi Karya berhasil membukukan pendapatan Rp10,8 triliun dengan laba bersih Rp23,7 miliar.
Arus kas operasi positif sebesar Rp1,4 triliun, meningkat Rp0,9 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp0,5 triliun. Hal ini disebabkan karena adanya pembayaran proyek besar seperti jalan tol Sigli—Banda Aceh dan LRT Jabodebek, sedangkan untuk total aset Adhi Karya pada Desember 2020 sebesar Rp38 triliun, meningkat 4,3 persen dibandingkan pada Desember 2019 yakni Rp36,5 triliun.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI menandatangani kontrak baru untuk pembangunan jalan tol ruas Solo—Yogyakarta—NYIA Kulonprogo senilai Rp7,8 triliun (di luar pajak) di Jakarta, Rabu (231/4/2021), dengan PT Jogjasolo Marga Makmur selaku pemilik proyek, sedangkan ADHI selaku kontraktor pelaksana.
Dalam kontrak ini, ADHI mengerjakan dua paket pembangunan untuk Paket 1.1 Ruas Kartasura—Klaten sepanjang 22,3 km dan Paket 2.2 Ruas Monjali—Gamping sepanjang 14 km.
Pekerjaan proyek direncanakan dilaksanakan selama 730 hari kalender sejak diterbitkannya surat perintah mulai kerja. Ruas tol itu merupakan bagian dari segitiga emas Jawa Tengah, yaitu Yogyakarta—Solo—Semarang (Joglosemar) yang saling terkoneksi dengan tol Solo—Semarang dan tol Yogyakarta—Bawen.