Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengiriman Barang Bakal Naik 40 Persen, SCI: Ini Antisipasinya

Supply Chain Indonesia atau SCI merekomendasikan antisipasi dalam menghadapi pengiriman barang yang naik 40 persen jelang Lebaran 2021.
Petugas beraktivitas di Terminal Kargo dan Pos Bandara Jenderal Ahmad Yani yang berada di lokasi baru seusai diresmikan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/1/2019)./ANTARA-Aji Styawan
Petugas beraktivitas di Terminal Kargo dan Pos Bandara Jenderal Ahmad Yani yang berada di lokasi baru seusai diresmikan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/1/2019)./ANTARA-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia (SCI) merekomendasikan sejumlah upaya yang dapat dilakukan guna mengantisipasi lonjakan permintaan pengiriman barang saat Ramadan hingga menjelang Lebaran 2021.

Head of Consulting Division SCI Zaroni mengatakan kondisi pandemi telah mengubah perilaku belanja konsumen dari offline menjadi online yang berdampak terhadap peningkatan pengiriman barang. Kebijakan PPKM dan larangan mudik juga memicu peningkatan pengiriman terutama kepada keluarga dan kerabat pada Ramadan dan menjelang Lebaran.

Selain itu, menurutnya, rencana pemerintah dalam memberikan subsidi ongkos kirim (ongkir) pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang digelar serentak pada H-10 dan H-5 Idulfitri juga akan mendorong belanja online, sehingga akan berdampak pada peningkatan volume pengiriman.

"Volume pengiriman pada Ramadan dan menjelang Lebaran diperkirakan naik sekitar 40 persen jika melihat volume kenaikan pada tahun lalu yang kondisinya lebih ketat dibandingkan tahun ini," katanya dalam siaran pers, Jumat (16/4/2021).

Dia merekomendasikan sejumlah cara untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pengiriman barang tersebut bagi penyedia jasa logistik/kurir agar pengiriman tetap lancar dan tepat waktu.

Menurutnya, beberapa strategi perlu dilakukan oleh penyedia jasa logistik/kurir maupun pengirim/konsumen. Pertama, penyedia jasa logistik/kurir perlu menyiapkan kapasitas operasional yang memadai di setiap proses penanganan kiriman, mulai dari collecting atau drop point, baik untuk pengirim yang menyerahkan kirimannya di loket atau counter, maupun pengirim yang meminta layanan penjemputan (pick-up), sampai pengantaran (last-mile delivery).

"Kapasitas operasional ini mencakup tenaga kerja, peralatan, moda transportasi, layanan penerimaan kiriman, dan petugas penjemputan kiriman," jelasnya.

Kedua, penyedia jasa logistik/kurir perlu menyiapkan platform kolaborasi yang memungkinkan informasi permintaan pengiriman dari pelanggan dapat diprediksi secara akurat untuk penyiapan kapasitas operasional.

Dia menyebut, berdasarkan informasi permintaan ini dapat dipetakan penyiapan kapasitas operasional pada setiap tahapan prosesnya, mulai dari collecting, processing, transporting, sampai pengirimannya.

"Ketiga, khusus untuk pengiriman kiriman cargo, penyedia jasa logistik/kurir perlu mengedukasi pelanggan mengenai ketentuan jenis barang yang dapat dikirim sesuai karakteristik moda transportasi yang digunakan dan ketentuan mengenai pengepakan [packing] untuk keamanan selama proses penanganan [handling] kiriman," tutur Zaroni.

Kemudian upaya terakhir adalah kolaborasi dengan perusahaan transportasi barang, khususnya moda transportasi mengenai jadwal penerbangan, rute, dan kapasitas muat angkutnya, untuk memastikan kiriman kargo udara dapat diangkut secara tepat waktu dan sesuai volume tonasenya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper