Bisnis.com, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) optimistis analisis laporan akhir misteri penyebab jatuhnya Sriwijaya Air (SJ-182) menemui titik terang usai bagian terakhir kotak hitam berupa rekaman percakapan pilot berhasil diunduh.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan hingga kini proses investigasi terkait dengan penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737-500 tersebut di Kepulauan Seribu masih berlangsung.
Dia menegaskan penemuan seluruh perangkat kotak hitam, baik rekaman data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan rekaman percakapan dalam kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR) memberikan titik terang dalam mengusut penyebab peristiwa nahas tersebut.
“Setelah ditemukannya seluruh bagian kotak hitam ini memberikan titik terang untuk bisa mengusut penyebab terjadinya kecelakaan yang meluluhlantakkan seluruh isi pesawat agar kecelakaan dengan penyebab yang sama tak kembali terulang di kemudian hari,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (13/4/2021).
Soerjanto menyebutkan 1 tahun merupakan batasan bagi KNKT untuk bisa merilis laporan akhir report. Namun kalau bisa lebih cepat tentunya akan lebih baik.
Namun, jika laporan final tersebut membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun untuk mempublikasikannya, KNKT juga akan memberi penjelasan terkait dengan kendala tidak bisa mencapai 1 tahun.
Baca Juga
KNKT sejauh ini sudah mengeluarkan laporan awal sebulan setelah kecelakaan tersebut terjadi.
"Kemudian kita mengeluarkan final report. Sebelum itu kita berikan draf final report kepada pihak terkait untuk minta komentar. Setelah CVR ini kita gak akan keluarkan report apapun. Nanti langsung melalui final report," imbuhnya.
Adapun, 3 hari setelah terjadinya kecelakaan yang menimpa pesawat dengan registrasi PK-CLC tersebut pada 12 Januari 2021, perangkat kotak hitam berupa rekaman data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) berhasil ditemukan. Hasil datanya telah diumumkan kepada publik dalam bentuk laporan awal pada 10 Februari 2021.
Selanjutnya pada 26 Januari 2021 hingga 14 Februari 2021 tim KNKT bersama dengan tim penyelam dari pulau Pari melanjutkan penyelaman dengan membuat perimeter sebesar 50 meter x 50 meter di bawah air oleh para penyelam. Prosesnya juga melibatkan penyedotan lumpur di sekitar lokasi penemuan FDR.
Hingga akhirnya pada 30 Maret 2021 sekitar pukul 20.00 WIB, Kapal TSHD King Arthur 8 menyampaikan informasi bahwa tim pencarian di bawah pimpinan KNKT telah berhasil menemukan bagian modul memori CVR SJ-182.