Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keberhasilan Distribusi Vaksin Jadi Modal Pembenahan Logistik

Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mencatat pelaku industri berpeluang menangkap nilai bisnis hingga Rp16 triliun hingga 2025 didorong kegiatan pendistribusian vaksin saat ini.
Truk kontainer pengangkut bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac berjalan menuju Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/3/2021). /Antara
Truk kontainer pengangkut bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac berjalan menuju Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/3/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan terkait distribusi vaksin Covid-19 saat ini adalah hal yang cukup menantang.

"Vaksin ini terkait suhu tertentu, penyimpanan, dan kecepatan. Artinya semua hal terkait kecanggihan logistik," katanya kepada Bisnis, Senin (12/4/2021).

Bhima menyebut dengan demikian jika vaksin dapat tersalurkan dengan waktu yang tepat dan vaksin yang aman maka akan menjadi praktik terbaik atau best practice sistem logistik di Indonesia.

Pasalnya, dalam menjaga kualitas vaksin distributor saat ini menerapkan teknologi 4.0, di mana pemantauan secara real time. Dengan demikian, jika terjadi hambatan dapat diatasi seketika waktu itu juga.

Jika penyaluran vaksin ini berhasil, maka pembenahan logistik di daerah juga akan terpicu. Pada akhirnya, kegiatan ini dapat diadopsi tidak hanya bagi perusahaan BUMN tetapi juga seluruh perusahaan lainnya untuk efektifitas dan efisiensi distribusi berbagai produk selain vaksin.

"Terpenting penurunan biaya logistik oleh pemerintah bisa dilakukan karena saat ini masih tertinggi di Asia dengan level 23,5 persen dari PDB," ujarnya.

Sebelumnya, Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mencatat pelaku industri berpeluang menangkap nilai bisnis hingga Rp16 triliun hingga 2025 didorong kegiatan pendistribusian vaksin saat ini.

Adapun per akhir 2019, ARPI mendata temperature controlled logistics atau TCL untuk industri makanan sebesar 12,8 juta m3 dan industri farmasi 350.000 m3.

Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni mengatakan secara future market hingga 2025 nanti diproyeksi nilai penggunaan TCL untuk industri makanan akan mencapai Rp1.050 triliun sedangkan industri farmasai akan mencapai Rp450 triliun.

"Nilai bisnis TCL farmasi tahun lalu berkisar Rp5 triliun artinya dalam lima tahun ke depan masih ada sekitar Rp16 triliun peluang yang bisa ditangkap oleh pelaku usaha," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper