Bisnis.com, JAKARTA - Dunia usaha Indonesia dinilai akan mendapat energi untuk pulih dari pandemi Covid-19 atas upaya yang dilakukan pemerintah dan pelaku industri dalam mengembalikan semangat sektor manufaktur tahun ini.
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk., sekaligus calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasyid menyebut manufaktur akan tetap menjadi unggulan RI sebagai penyumbang besar produk domestik bruto (PDB).
"Manufaktur akan tetap menjadi unggulan karena berkontribusi besar terhadap PDB nasional, yakni 20,8 persen pada 2020," ujar Arsjad dalam acara Industry Talks: Peran Asosiasi Dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Covid-19, Jumat (9/4/2021).
Selain itu, membaiknya performa sektor manufaktur memiliki multiplyer effect serta menyerap 14 persen tenaga kerja nasional. Dengan demikian, pertumbuhan negatif yang dialami sektor manufaktur sebesar -3,1 persen justru menjadi hal positif bagi pelaku industri untuk memperbaiki performa 2021.
Pada kesempatan yang sama, pemerintah secara gamblang menyatakan kekhawatirannya terhadap penurunan performa industri otomotif tahun lalu sebagai akibat dari pandemi Covid-19. Sebab, industri otomotif dinilai merupakan sektor yang diandalkan pemerintah untuk mengangkat kembali kepercayaan diri konsumen.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan kepercayaan diri konsumen di Indonesia dihitung berdasarkan jumlah pembelian mobil dan sepeda motor. Bahkan, hal tersebut dikatakan menjadi pertimbangan utama pemerintah menghilangkan mengeluarkan insentif PPnBM.
Baca Juga
"Ini yang menjadi alasan pemerintah memberikan insentif PPnBM. Kami mau orang belanja lagi, pabrik jalan, dan ekspor otomotif sebagai industri berteknologi tinggi bisa meningkat," ujar Lutfi ketika memberikan sambutan dalam acara Industry Talks: Peran Asosiasi Dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Covid-19, Jumat (9/4/2021).
Sekadar catatan, tahun lalu penjualan mobil di Indonesia turun 48,35 persen dengan total yang terjual hanya 550.000 unit. Sementara sepeda motor mengalami penurunan yang tidak kalah signifikan, yakni terkoreksi 43,57 secara tahunan.
Penurunan performa juga dialami oleh sektor lain yang menjadi turunan dari motor dan mobil, yaitu suku cadang. Data Kemendag menyebut terjadi penurunan sebesar 23 persen untuk penjualan suku cadang otomotif, dan indeks ritel amblas 12 persen.