Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom BCA David Sumual mengaku terkejut dengan revisi ke bawah yang dilakukan Dana Moneter Internasional atau IMF pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Seperti diketahui, IMF dalam laporannya yang dirilis bulan April ini memangkas pertumbuhan Indonesia dari 4,8 persen menjadi 4,3 persen.
Meski begitu, dia memperkirakan IMF akan mengeluarkan kajian terbaru. Beberapa lembaga internasional termasuk IMF biasanya merilis sedikitnya dua kali dalam setahun.
“Kemungkinan bisa saja ada lagi review ke atas. Karena konsen utama yang saya perhatikan adalah program vaksinasi,” katanya melalui diskusi virtual, Kamis (8/4/2021).
David menjelaskan bahwa berdasarkan data terakhir, Indonesia jauh lebih baik dalam hal vaksinasi. Saat ini, Indonesia sudah tembus 12 juta dosis.
Dari sisi nonprodusen vaksin, Indonesia termasuk keempat terbesar di dunia setelah Brazil, Turki, dan Jerman untuk vaksin.
Baca Juga
Oleh karena itu, David cukup optimistis pelaksanaan vaksinasi selesai sesuai target. Ini tentu dapat meningkatkan keyakinan masyarakat untuk beraktivitas sehingga membuat ekonomi menuju normal.
“Sedangkan dari sisi produsen, Indonesia juga tidak hanya dari satu produsen. Kita hampir semua produsen sudah ada kepastian pasokan dan kita harap tidak ada masalah dari sisi pasokan,” jelasnya.