Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sistem Informasi Pasar Kerja Bakal Berdampak Signifikan, Asalkan...

Pembenahan sistem informasi pasar kerja oleh pemerintah diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Tanah Air tahun ini.
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA – Upaya Kementerian Ketenagakerjaan dalam membenahi sistem informasi pasar kerja tidak serta merta memberikan kepastian bagi dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Sebabnya, hal tersebut mesti terintegrasi dengan data ketenagakerjaan di tiap-tiap industri agar berdampak signifikan. 

"Sistem informasi pasar kerja yang terintegrasi dengan data mengenai kondisi industri untuk kemudian diolah, akan membuat lebih mudah pemerintah maupun perusahaam dalam mengalokasikan tenaga kerja untuk kemudian diserap," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar ketika dihubungi, Rabu (17/3/2021).

Namun demikian, lanjutnya, sampai dengan saat ini sistem informasi pasar kerja di Indonesia tidak diiringi dengan data spesifik mengenai tenaga kerja.

Dengan demikian, pembenahan sistem informasi pasar kerja oleh pemerintah, yang disinkronkan dengan data mengenai tenaga kerja, disebut akan memberikan dampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Tanah Air tahun ini.

Timboel memperkirakan dengan catatan program vaksinasi di Indonesia berjalan sesuai dengan rencana, maka penyerapan tenaga kerja bisa dilakukan terhadap sekitar 2 juta pekerja.

"Kendati hitungannya 2 juta itu Indonesia masih defisit tenaga kerja, tapi bisa dinilai cukup baik untuk situasi di tengah masa pandemi," jelasnya.

Sayangnya, upaya pemerintah tersebut belum diiringi dengan kepastian dilakukannya penyerapan kerja kembali oleh dunia usaha tahun ini.

Dengan kata lain, grand design yang disusun pemerintah melalui penciptaan sistem informasi pasar kerja yang lebih canggih sekalipun masih berpotensi tak berdampak signifikan mengingat belum adanya kepastian di lapangan bahwa penyerapan tenaga kerja akan dilakukan secara masif tahun ini.

Berdasarkan data BPS terakhir, tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah 7,07 persen, tertinggi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dengan demikian, memang diperlukan effort yang lebih komprehensif dan fundamental jika pemerintah ingin mengakselerasi pemulihan pasar kerja RI yang masih kacau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper