Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I melakukan beberapa inisiatif guna menjaga dan memanfaatkan potensi pertumbuhan trafik kargo di bandara kelolaan, salah satunya dengan menginisiasi collaborative cargo and logistic development yang bertujuan mengajak pemerintah daerah untuk melakukan upaya-upaya peningkatan perdagangan di berbagai sektor industri.
Direktur Pengembangan Usaha AP I Dendi T. Danianto mengatakan dengan menggelar focus group discussion (FGD) layanan kargo bersama stakeholder, secara tidak langsung dapat mendorong trafik kargo di bandara AP I.
"[Hal ini] bertujuan untuk mendiskusikan upaya perwujudan layanan kargo udara terpadu, implementasi single integrated IT platform sebagai upaya revenue safeguarding, dan cargo transhipment untuk menghindari penumpukan kargo di sisi udara serta upaya memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan," ujarnya dalam siaran pers, Senin (1/3/2021).
Menurutnya, di era yang semakin kompleks dan serba tidak pasti, kolaborasi menjadi hal yang mutlak dilakukan dibanding kompetisi. Hal ini jugalah yang mendasari perseroan menandatangi nota kesepahaman (MoU) dengan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) sebagai langkah awal melakukan kerja sama pengembangan dan peningkatan layanan kargo dan logistik di seluruh bandara yang dikelola.
Dendi memerinci, pada masa pandemi, kinerja trafik kargo 2020 dibanding 2019 di bandara AP I masih bisa tumbuh tipis 2,09 persen dibanding dengan trafik penumpang dan pesawat yang memang turun drastis.
"Oleh karena itu, untuk menjaga dan memanfaatkan pertumbuhan trafik kargo yang pada 2021 diprediksi tumbuh tipis 2,1 persen menjadi sekitar 445.300 ton, AP I melakukan beberapa inisiatif, salah satunya rencana kerja sama dengan ALFI ini," ujarnya.
Baca Juga
Nota kesepahaman yang diteken bersama Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi pada 1 Maret 2021 itu disebut merupakan bentuk kolaborasi yang dapat mendukung implementasi National Logistic Ecosystem sehingga biaya logistik di Indonesia semakin kompetitif dan Indonesia dapat masuk 30 besar dunia dan 3 besar di Asean terkait logistic performance index pada 2024.
Adapun dia menambahkan, ruang lingkup nota kesepahaman ini mencakup penjajakan rencana kerja sama pada lima bidang, pertama, perlindungan keamanan terhadap pengguna layanan kargo udara yang dikelola oleh AP I. Kedua, peningkatan service level agreement (SLA), key performance index (KPI), dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang menangani kargo dan logistik.
Ketiga, standardisasi pelayanan penanganan kargo dan logistik di bandara. Keempat, penyediaan fasilitas pendukung pelaksanaan seperti lahan, warehousing, ruangan pelaku usaha logistik dan forwarder, cold storage, layanan fast track, dan lain-lain yang dapat meningkatkan volume kargo.
Kelima, pelayanan logistik dan kargo tidak terbatas pada moda transportasi udara, tetapi juga transportasi darat dan laut. Selain itu, nota kesepahaman juga mencakup kegiatan pertukaran data dan informasi terkait pengembangan dan peningkatan layanan kargo dan logistik.