Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa insentif yang diberikan pemerintah untuk kendaraan bermotor dan perumahan demi mendorong konsumsi di sektor tersebut.
“Dari sektor otomotif, yang ingin dicapai agar utilisasi dan penjualan mobil kembali ke level 1 juta. Tentu kalau kembali ke 1 juta, maka industri ini menarik untuk juga bisa melakukan ekspor secara bersaing,” katanya melalui konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).
Stimulus untuk properti pun sama. Pemerintah ingin mengembalikan penjualan seperti semula, dimana tahun lalu turun 21 persen. Dampak terbesar terjadi pada rumah besar yang turun 37 persen.
Di sisi lain harganya terus naik 1,43 persen. Pertumbuhan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil dengan kenaikan sebesar 1,87 persen.
Dengan stimulus tersebut, pemerintah melakukan pembiayaan sekitar Rp350 triliun untuk otomotif dan Rp900 triliun properti. Harapannya, ini bisa mengembalikan konsumsi masyarakat di sektor tersebut.
“Secara langsung bisa menambahkan pertumbuhan ekonomi antara 0,9 persem sampai 1 persen dengan multiplier efeknya,” jelasnya.
Hal tersebut, terang Airlangga tidak lepas dari keyakinan masyarakat atas kemampuan pemerintah dalam menangani Covid-19.
“Sehingga kita berharap ini berjalan beriringan. Pemerintah proyeksikan pertumbuhan ekonomi yang dijaga masih di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen,” ucapnya.