Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2020 minus 2,07 persen. Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utamanya.
“Kita melihat bagaimana buruknya pandemi ke seluruh perekonomian. Dengan demikian sejak 1998, ini pertama kalinya Indonesia mengalami kontraksi,” katanya melalui konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Tahun 1998, jelas Suhariyanto, Indonesia pertumbuhan Indonesia minus karena krisis moneter. Sedangkan tahun lalu akibat Covid-19.
Sejak 2016, Tanah Air selalu tumbuh di atas 5 persen. Secara berturut-turut hingga 2019 yaitu 5,03 persen, 5,07 persen, 5,17 persen, dan 5,02 persen.
“Namun Indonesia tidak sendiri. Banyak negara yang mengalami kontraksi. Terkecuali Vientam dan Tiongkok,” jelasnya.
BPS mencatat berdasarkan badan statistik dari masing-masing negara, Tiongkok tahun lalu tumbuh 2,3 persen. Vietnam positif 2,9 persen.
Baca Juga
Sementara itu, beberapa negara yang mengalami kontraksi yaitu Amerika Serikat 3,5 persen, Uni Eropa 6,4 persen, Hongkok 6,1 persen, dan Korea Selatan 1 persen. Negara tetangga Singapura juga mengalami tumbuh negatif yang cukup dalam sebesar 5,8 persen.