Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi RI Terburuk Sejak 1998, BPS Beberkan 10 Sektor Penyumbang Kontraksi

Sepuluh sektor tersebut a.l. perdagangan, industri pengolahan dan konstruksi.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 minus 2,07 persen. Sedangkan pada kuartal IV/2020 minus 2,19 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dan kuartalan kontraksi 0,42 persen.
 
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa ada 7 sektor yang tumbuh positif. Akan tetapi, pertumbuhannya melambat.
 
“Terkecuali untuk sektor informasi dan komunikasi serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial,” katanya melalui konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
 
Berdasarkan laporan BPS, informasi dan komunikasi pada 2020 tumbuh 10,58 persen. Realisasi tersebut naik dari posisi 2019 yang tumbuh 9,42 persen.
 
Sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial tahun lalu tumbuh 11,60 persen, naik dibandingkan 8,69 persen pada 2019.
 
Sektor lainnya yang tumbuh tahun lalu yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan 1,75 persen, jasa keuangan dan asuransi 3,25 persen, pendidikan 2,63 persen, real estat 2,32 persen, dan pengadaan air 4,94 persen.
 
Suhariyanto menjelaskan bahwa ada 10 sektor yang mengalami kontraksi pada tahun lalu. Semuanya yaitu industri pengolahan minus 2,93 persen, perdagangan minus 3,72 persen, konstruksi minus 3,26 persen, dan pertambangan serta penggalian minus 1,95 persen.
 
Selanjutnya administrasi pemerintahan minus 0,03 persen, jasa lainnya minus 4,10 persen, jasa perusahaan minus 5,44 persen, dan pengadan listrik serta gas minus 2,34 persen.
 
“Dan yang terdalam untuk sektor transportasi dan pergudangan yang pada tahun 2020 karen pandemi mengalami kontraksi 15,04 persen dan satu lagi akomodasi serta makan minuman mengalami kontraksi 10,22 persen,” jelasnya.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper