Bisnis.com, JAKARTA - Adaptif dan inovatif menjadi kunci pelaku bisnis, termasuk yang berskala kecil, untuk tetap eksis dan berkembang di masa pandemi Covid-19. Salah satunya adalah Resya Cake and Bakery dari Batu Kajang, Kalimantan Timur, yang telah berdiri sejak 2016.
Rusliana, pemilik usaha Resya Cake and Bakery, mengaku terus mengeluarkan ide untuk melakukan inovasi agar bisnisnya dapat bersaing dengan pebisnis lain. Saat ini, Resya Cake and Bakery telah memiliki 80 varian produk.
"Saya optimalkan pasar online, termasuk memanfaatkan media sosial untuk mendukung pemasaran," kata Rusliana pada acara Jelajah Virtual UMKM yang diselenggarakan YDBA, Kamis (28/1/2021).
Pemasaran online diakuinya sangat membantu di masa pandemi Covid-19. Dia mengatakan 2020 menjadi tahun yang cukup sulit, meski pada akhirnya bisa bangkit. Pada periode April hingga Agustus, Rusliana mengalami penurunan omzet hingga 60 persen.
Selain menggunakan pemasaran daring, Rusliana mulai melirik kebutuhan pasar hingga akhirnya wanita berhijab ini mengeluarkan produk baru, yaitu soes kering yang penjualannya lebih tinggi dari produk lainnya.
Penurunan omzet perlahan melandai hingga akhirnya pendapatan yang Rusliana hasilkan kembali seperti sedia kala.
Baca Juga
Hal tersebut, menurutnya, juga berkat dukungan LPB Pama Daya Taka yang secara intens memberikan program pembinaan kepada Resya Cake & Bakery, seperti pelatihan mentalitas dasar serta kewirausahaan, pelatihan pembuatan olahan makanan tradisional, serta pelatihan pembukuan sederhana.
Pelatihan-pelatihan yang didapat tersebut sangat mendukung dan meyakinkan Rusliana untuk terus melakukan inovasi agar bisnisnya tetap bertahan.
Saat ini, Resya Cake and Bakery telah memiliki 80 varian produk, berupa kue basah, kue kering hingga kue ulang tahun. Rusliana penjualannya melalui gerai pribadinya di Batu Kajang dan gerai milik PT Pamapersada Nusantara di Mamere dan Balikpapan.
Resya Cake and Bakery juga memasarkan produknya melalui pasar online. Belakangan, omzet dari penjualan online melampaui besaran pendapatan yang diperoleh dari gerai luring.
Hal ini lantaran masyarakat cenderung mengurangi aktivitas di luar rumah, dan menjaga jarak fisik. Sementara tren belanja online semakin berkembang.
Adaptasi rupanya menambah rejeki.