Bisnis.com, JAKARTA — Produsen keju lokal, CV Rosalie Kalyana asal Bali berhasil menjadi salah satu pemenang pertama IFI 2020 kategori produk pangan olahan karena keunikan dan kualitasnya melalui produk Rosalie Cheese.
Pendiri CV Rosalie Kalyana Ayu Utami Linggih mengatakan bahwa sebenarnya produk ini telah diproduksi sejak 2013.
Lulusan Universitas Queensland jurusan Teknik Pangan itu mengakui awalnya mempunya hobi mengonsumsi panganan kaya protein. Kegemarannya itulah yang mengantarkan Ayu untuk mengulik produksi keju lokal dari bahan selain susu sapi.
Berbeda dari keju pada umumnya, keju Rosalie dibuat dari susu kambing etawa yang diambil dari peternak di Jawa Timur dan Bali. Menurut Ayu, nutrisi dalam susu kambing tersebut lebih tinggi dan relatif mudah dicerna oleh tubuh manusia.
Pada proses pengentalan keju Rosalie telah dipastikan aman untuk anak-anak dan kalangan vegetarian.
"Kami menggunakan teknik pembuatan keju tradisional dan susu kambing lokal yang memiliki cita rasa khas karena tergantung dari pakan, iklim dan lingkungan di sekitar peternakan," katanya melalui siaran pers, Kamis (28/1/2021).
Baca Juga
Keju Rosalie juga diolah tanpa bahan pengawet dan pewarna. Daya tahannya pun beragam, dari tiga hingga delapan bulan tergantung jenis kejunya.
Keju Rosalie memiliki beberapa jenis produk, di antaranya Halloumi, Gouda, dan Chevre yang cocok untuk olahan masakan. Selain itu, Black Pepper Goat, Black dan White, dan Milton yang pas untuk dimakan langsung. Ada pula Grated Cheese yang bisa digunakan untuk bahan adonan kue.
Keju Rosalie kini bisa ditemukan di supermarket. Harganya pun lebih terjangkau dibandingkan produk sejenis yang berasal dari negara lain.
Sementara itu, Kemenperin berharap semakin banyak industri pangan baru yang mengolah beragam bahan baku lokal menjadi panganan kelas internasional.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menjelaskan penyelenggaraan IFI 2020 bertujuan untuk mendorong pelaku IKM pangan di tanah air menghasilkan produk yang inovatif dan kompetitif.
Melalui ajang IFI ini, pelaku IKM akan siap menjadi industri pangan yang menguntungkan, menjangkau pasar yang luas, dan memiliki bisnis yang berkesinambungan.
"Apalagi, di tengah perkembangan era industri 4.0 dan menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19, pelaku IKM dituntut untuk memanfaatkan teknologi agar bisa menelurkan inovasi," kata Gati.