Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebungkus Mimpi dari Kacang Mete KameKu

Aroma getah mete seketika tersebar samar bersamaan dengan terkelupasnya kulit. Setelah diolah, hasil bumi ini mengangkat derajat petani.
Pelaku UMKM Mete dari Padang Lala, Manggarai Barat mengupas kacang mete dengan pisau kacip dan mesin penjepit. Kacang yang dikupas ini masih harus dibersihkan kulit arinya./Bisnis - Himawan L. Nugraha.
Pelaku UMKM Mete dari Padang Lala, Manggarai Barat mengupas kacang mete dengan pisau kacip dan mesin penjepit. Kacang yang dikupas ini masih harus dibersihkan kulit arinya./Bisnis - Himawan L. Nugraha.

Bisnis.com, LABUAN BAJO -- Bilah besi hitam pipih melekat di atas landasan kayu dengan ditopang sebuah baut. Berbentuk seperti golok dengan panjang dua jengkal orang dewasa, alat bernama kacip itu dilengkapi sepasang mata pisau yang menyerupai angka tiga. 

Aventinus Dalun (40) mengambil biji jambu mete kering air dari ember, lalu menaruh di sela mata pisau kacip itu. Setelah mematut dan merasa posisi mete tepat, tangan kanan kemudian menarik gagang bilah dan menekannya ke bawah. Hingga kemudian terdengar bunyi pecah. 'Kraak'. 

Aroma getah mete seketika tersebar samar bersamaan dengan terkelupasnya kulit. Dengan tangkas, Dalun kemudian membersihkan kulit ari yang masih melekat menggunakan sebuah pisau sejengkal dengan ujung melengkung. Satu mete berhasil dikupas. 

"[Mengancip biji mete] harus hati-hati, terutama harus jauh dari anak-anak. Getah mete sangat gatal," kata Dalun menunjukkan sisi kulit yang masih memiliki sisa getah, akhir Agustus 2023 lalu. 

Di sebelahnya, Leonardus Mindo (33) menggunakan mesin yang lebih baru. Tanpa pisau, alat penjepit kacang mete dengan mekanisme jepit sederhana digerakkan. Namun karena masih baru, Mindo mengatakan butuh waktu untuk belajar menggunakannya dengan efektif agar kacang tidak rusak. 

Untuk bisa memproduksi mete dengan skala usaha setiap keluarga dapat memproduksi satu ember mete saban hari. Itulah yang kemudian diolah untuk dijadikan berbagai penganan olahan mete yang menjadi salah satu sumber penghasilan bagi  warga Dusun Lengkong Lala, Lembor Selatan, Manggarai Barat.

Mindo dan Dalun serta 20 keluarga Lengkong Lala telah menjadikan mete untuk meningkatkan taraf hidup. Bergeliatnya wisata di Labuan Bajo, ibu kota Manggarai Barat, mendorong warga untuk mengambil manfaat ekonomi. 

Peluang menjadikan olahan Mete menjadi lebih bernilai membuat warga Lekong Lala lebih bersemangat. Olahan mete kini dikemas lagi dengan bentuk lebih menarik untuk menjangkau pasar lebih luas dengan merek dagang Kameku. "Artinya bekalku," katanya. 

Mete olah dengan merek dagang Kameku ini diproduksi oleh warga. Terdapat sejumlah rasa yang telah dihasilkan seperti selimut aren, mete coklat, ting-ting, dan tentu saja original. 

"Harganya per 100 gram saat ini Rp40.000," ujar Mindo sosok yang telah merantau ke berbagai belahan wilayah di Indonesia Timur itu. 

Harga ini naik 400 persen dibandingkan dengan dijual secara gelondongan. Saat ini mete kupas dihargai Rp100.000 per kilogram.

Modernisasi menjadikan produk olahan UMKM Mete menjadi berstandar tinggi hingga ditampilkan dalam beragam acara kenegaraan seperti KTT Asean maupun skala daerah dilakukan dalam 2 tahun terakhir. Sebelumnya, mete kualitas super dari wilayah ini dijual ke pengepul secara gelondongan. Mindo bercerita produk Mete Kameku dapat diterima oleh pasar dengan baik dan menjadi sarana memenuhi mimpi warga desa Lengkong Lala untuk meningkatkan perekonomian. "Saat kami ikut pameran, sebelum pembukaan langsung habis, kami bawa uang Rp3 juta ke desa," katanya mengenang. 

Produk ini juga telah berizin dari Dinas Kesehatan dan memiliki sertifikat halal. Menurut Mindo semangat warga untuk membuat olahan mete naik kelas bertambah dengan adanya dukungan dari Lembaga Pengembangan  Bisnis (LPB) Manggarai Barat sebagai perpanjangan Yayasan Dharma Bhakti Astra.  Dukungan manajemen hingga pembukaan akses pasar menjadi kunci pengembangan. 

Sebungkus Mimpi dari Kacang Mete KameKu

Ketua Pengawas Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) Lina Djafar (dari kanan), Ketua Pengurus Sigit P. Kumala, pelaku UMKM Mete KameKu, Administrator Kesehatan Madya Dinas Kesehatan Manggarai Barat Dafrosa Mariana Wela Pau, dan Advisor YDBA Tonny Sumartono berbincang di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (20/8/2023)./ Bisnis - Himawan L Nugraha.

Ketua Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Sigit P. Kumala menuturkan semangat dari warga Loha membuat yayasan tergerak ikut membantu. Apalagi saat ini pemerintah telah menetapkan Labuan Bajo sebagai kawasan wisata super prioritas. Sigit menilai dibutuhkan pengembangan UMKM sebagai penyangga baik sisi kuliner hingga pertanian yang menyasar pasar kawasan wisata. 

"Kami beri transformasi teknologi biar bisa penuhi standar nasional syukur-syukur internasional. Banyak tamu [wisatawan] yang datang [ke Labuan Bajo] maka timbul banyak bisnis baru," kata Sigit. 

Menurutnya, pelatihan dan dukungan yang diberikan bertujuan akhir membangun kemandirian. Terdapat tiga poin utama yang didorong yakni quality, cost, and delivery

Sigit meyakini QCD adalah tiga aspek utama yang harus diperhatikan dalam bisnis. Masing-masing aspek memiliki nilai yang sama pentingnya tanpa saling meninggalkan. Artinya faktor pemahaman akan standar produk, biaya pokok dan harga jual, serta periode pengiriman menjadi sebuah keharusan. Tiga poin ini menjadi kunci  bisnis dapat tumbuh berkelanjutan. 

Selanjutnya setelah para binaan mandiri, akan diarahkan membentuk koperasi yang dapat menjadi wadah tumbuh bersama secara perekonomian dan kekeluargaan. "Nantinya kalau mereka sudah berhasil, maka mereka akan membentuk koperasi yang akan membantu membukakan akses pendanaan [sehingga menjadi lebih besar]," ujar Sigit lagi. 

Ia berkeyakinan semangat dan dedikasi masyarakat Loha menjadi modal besar untuk memanfaatkan peluang pasar yang tumbuh seiring berkembangnya Labuan Bajo. Sigit berharap olahan Mete masyarakat Lekong Lala berkembang dan tembus pasar mancanegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper