Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Destinasi Superprioritas Bisa Jadi Peluang Gaet Wisatawan Outbound

Investasi di destinasi akan sangat menentukan daya tariknya selain dengan persiapan pembangunan infrastruktur utama.
Turis asing/setkab.go.id
Turis asing/setkab.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — Kesiapan destinasi superprioritas dipandang bisa menjadi peluang untuk menjaring wisatawan Indonesia yang biasanya ke luar negeri sehingga beralih ke dalam negeri.

Potensi kelompok ini terbilang cukup besar dan sesuai dengan kriteria market yang dibidik melalui pembangunan destinasi superprioritas (DSP).

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebutkan bahwa setidaknya terdapat sekitar 9 juta perjalanan WNI ke luar negeri (outbound) untuk berwisata sebelum pandemi.

Dengan terbatasnya pergerakan lintas negara selama pandemi Covid-19, Maulana mengatakan bahwa terdapat peluang para wisatawan ini mengalihkan perjalanan ke destinasi yang menawarkan pengalaman di dalam negeri.

“Selama pandemi kelompok ini tidak bisa ke luar negeri dan selama pandemi terlihat tren liburan sekarang lebih terdiversifikasi. Terlihat daerah yang dikunjungi adalah destinasi high end seperti Labuan Bajo yang menawarkan experience,” kata Maulana saat dihubungi, Jumat (22/1/2021).

Meski terdapat peluang, Maulana tak memungkiri menjaring kunjungan wisatawan domestik ke destinasi superprioritas bukanlah perkara mudah. Dalam skenario pandemi masih berlanjut, katanya, wisatawan yang didominasi kelompok menengah tetap akan memilih destinasi yang terjangkau dan efisien.

Optimalisasi wisatawan domestik sendiri telah menjadi fokus pemerintah untuk pemulihan sektor pariwisata.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat potensi dari wisatawan domestik mencapai Rp307,35 triliun dari total 282,90 juta perjalanan pada 2019.

Sementara itu, untuk wisatawan outbound, jumlahnya pada 2018 adalah 9,5 juta orang dengan rata-rata pengeluaran US$1.090 per keberangkatan per pax atau jika ditotal mencapai US$9,97 miliar.

“Dasar pengembangan destinasi prioritas sebelumnya untuk wisatawan mancanegara, tetapi karena pandemi memang ada peluang 9 juta ini, hanya saja tetap tidak bisa langsung dipaksa merata ke lokasi prioritas,” kata dia.

Maulana menjelaskan pergerakan wisatawan domestik setiap tahunnya selalu terbaca, yakni pada saat musim Lebaran, libur sekolah, dan akhir tahun.

Untuk musim liburan ini, dia menyebutkan waktu yang dimiliki masyarakat cenderung terbatas karena mengikuti pola aktivitas pekerja atau pelajar.

Sementara itu, untuk wisatawan di destinasi high end yang lebih leluasa, jumlahnya tidak sebesar pergerakan wisatawan domestik pada umumnya.

KESIAPAN INFRASTRUKTUR

Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedi menyebutkan bahwa pengeluaran wisatawan di destinasi superprioritas akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur wisatanya, seperti hotel dan resor.

Oleh karena itu, investasi di destinasi akan sangat menentukan daya tariknya selain dengan persiapan pembangunan infrastruktur utama seperti transportasi dan jaringan telekomunikasi.

“Saya perhatikan minat investasi sudah oke, tetapi penyelesaiannya tentu tidak mudah. Untuk hotel paling tidak 18 bulan dan selama pandemi tentu masih meraba-meraba potensinya seperti apa,” kata dia.

Menjelang rampungnya pembangunan destinasi superprioritas, Didien menyebutkan bahwa pemerintah perlu menyusun peta jalan pariwisata domestik yang sistematis dan tidak sporadis.

Menurut catatannya, kelemahan pariwisata domestik terletak pada pencatatan yang masih minim, seperti jumlah perjalanan nasional yang belum secara riil mencerminkan kondisi kunjungan wisata.

“Kalau merujuk data Kemenparekraf 2019 ada 280 juta perjalanan domestik, tetapi kan tidak diketahui ini data perjalanan wisata atau bukan,” kata Didien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper