Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini perekonomian global 2020 tidak akan seburuk yang dibayangkan.
Optimisme itu terlihat dari estimasi pertumbuhan dunia dari World Economic Outlook International Monetary Fund (WEO IMF) di angka 3 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa saat itu Amerika Serikat dan China melakukan trade deal fase pertama. Lalu diikuti dengan Brexit masa transisi.
“Sehinggga ini terjadi stabilitas dalam geoekonomi,” katanya melalui konferensi pers virtual, Rabu (6/1/2020).
Akan tetapi proyeksi optimisme tersebut berubah saat Covid-19 datang ke Indonesia pada 11 Maret. Sri menjelaskan bahwa kondisi ini diikuti dengan pengetatan berbagai negara yang menimbulkan volatilitas.
“April WEO direvisi jadi sangat tajam, yaitu minus 3 persen. Ini karena Covid-19, restriksi, dan volatilitas di pasar keuangan dan komoditas,” jelasnya.
Pertengahan tahun makin memburuk. Proyeksi ekonomi dari WEO untuk Indonesia direvisi lagi jadi minus 4.9 persen. Akan tetapi keadaan membaik seiring dengan relaksasi dan penurunan penularan. Pembatasan di berbagai negara pun mulai longgar.
“Ini membuat optimisme dan WEO Oktober direvisi ke atas menjadi minus 4,4 persen,” ucap Sri.