Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) menyatakan pasokan garam di gudang industri hanya dapat bertahan hingga medio Februari 2021.
Ketua Umum AIPGI Toni Tanduk mengatakan bahwa pemerintah harus mempercepat penerbitan izin impor garam. Pasalnya, kapasitas produksi industri aneka pangan biasanya meningkat sekitar 30 persen selama 3 bulan sebelum Ramadan.
"Pengadaan garam industri butuh waktu sekitar 30—40 hari. Jadi, kalau boleh segera dikeluarkan karena itu butuh waktu," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/1/2021).
Dengan kata lain, industri garam nasional membutuhkan perizinan impor garam paling lambat pada bulan ini. Adapun, Toni menyatakan pihaknya juga akan berusaha menggunakan garam lokal untuk memenuhi kebutuhan garam industri aneka pangan tahun ini.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan komitmen kelancaran arus bahan baku bagi industri makanan dan minuman (mamin) dari Kementerian Perdagangan. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah akan masuknya gula industri pada Januari 2021.
"Apalagi UU Ciptaker, peraturan pemerintahnya akan keluar pada Januari 2021 dan salah satu peraturannya terkait ketersediaan bahan baku industri mamin. Dengan demikian, kami harapkan tahun depan sudah mulai semua dan tidak ada hambatan lagi [terkait arus bahan baku]," katanya kepada Bisnis.
Baca Juga
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, rekomendasi impor garam yang diberikan untuk industri aneka pangan sebesar 543.785 ton untuk 2020. Namun, izin impor garam yang disetujui dalam rapat koordinasi antara kementerian adalah 530.000 ton.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Garam Achmad Ardianto mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan kapasitas produksi garam premium dari 50 persen dari total produksi menjadi 75 persen. Adapun, lanjutnya, PT Garam menargetkan hanya akan memproduksi garam premium pada 2022.
"Kami bisa menghasilkan kualitas garam [oleh industri] farmasi yang diharapkan, tapi belum konsisten. Itu yang mau kami perbaiki," ucapnya kepada Bisnis.