Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AIPGI : Stok Garam Industri Hanya Cukup Sampai Medio Februari

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, rekomendasi impor garam yang diberikan untuk industri aneka pangan sebesar 543.785 ton untuk 2020.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono (kedua kiri) dan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam (kedua kanan) berfoto bersama dengan Direktur Utama PT UnichemCandi Indonesia Unn Harris dan CEO PT UnichemCandi Indonesia Ryan Harris, saat melihat langsung proses produksi garam industri di Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020) /Kemenperi
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono (kedua kiri) dan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam (kedua kanan) berfoto bersama dengan Direktur Utama PT UnichemCandi Indonesia Unn Harris dan CEO PT UnichemCandi Indonesia Ryan Harris, saat melihat langsung proses produksi garam industri di Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020) /Kemenperi

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) menyatakan pasokan garam di gudang industri hanya dapat bertahan hingga medio Februari 2021.

Ketua Umum AIPGI Toni Tanduk mengatakan bahwa pemerintah harus mempercepat penerbitan izin impor garam. Pasalnya, kapasitas produksi industri aneka pangan biasanya meningkat sekitar 30 persen selama 3 bulan sebelum Ramadan.

"Pengadaan garam industri butuh waktu sekitar 30—40 hari. Jadi, kalau boleh segera dikeluarkan karena itu butuh waktu," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/1/2021).

Dengan kata lain, industri garam nasional membutuhkan perizinan impor garam paling lambat pada bulan ini. Adapun, Toni menyatakan pihaknya juga akan berusaha menggunakan garam lokal untuk memenuhi kebutuhan garam industri aneka pangan tahun ini.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan komitmen kelancaran arus bahan baku bagi industri makanan dan minuman (mamin) dari Kementerian Perdagangan. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah akan masuknya gula industri pada Januari 2021.

"Apalagi UU Ciptaker, peraturan pemerintahnya akan keluar pada Januari 2021 dan salah satu peraturannya terkait ketersediaan bahan baku industri mamin. Dengan demikian, kami harapkan tahun depan sudah mulai semua dan tidak ada hambatan lagi [terkait arus bahan baku]," katanya kepada Bisnis.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, rekomendasi impor garam yang diberikan untuk industri aneka pangan sebesar 543.785 ton untuk 2020. Namun, izin impor garam yang disetujui dalam rapat koordinasi antara kementerian adalah 530.000 ton.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Garam Achmad Ardianto mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan kapasitas produksi garam premium dari 50 persen dari total produksi menjadi 75 persen. Adapun, lanjutnya, PT Garam menargetkan hanya akan memproduksi garam premium pada 2022.

"Kami bisa menghasilkan kualitas garam [oleh industri] farmasi yang diharapkan, tapi belum konsisten. Itu yang mau kami perbaiki," ucapnya kepada Bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper