Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kimia Dasar Diproyeksi Belum Akan Ekspansif, Ini Penyebabnya

Pelaku industri kimia dasar menilai pada periode awal tahun ekspansi belum akan signifikan. Bahkan secara keseluruhan kinerja tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu.
Pabrik Surfaktan. Tahun ini, Petrokimia Gresik berhasil menghasilkan produk baru, Methyl Ester Sulfonate (MES). MES Petrokimia Gresik ini dikembangkan bersama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB). /Petrokimia Gresik
Pabrik Surfaktan. Tahun ini, Petrokimia Gresik berhasil menghasilkan produk baru, Methyl Ester Sulfonate (MES). MES Petrokimia Gresik ini dikembangkan bersama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB). /Petrokimia Gresik

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri kimia dasar menilai pada periode awal tahun ekspansi belum akan signifikan. Bahkan secara keseluruhan kinerja tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu.

Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) Michael Susanto Pardi mengatakan sejumlah industri hilir yang dipasok oleh kimia dasar anorganik seperti deterjen, keramik, air bersih, minyak goreng, dan tekstil pada kuartal IV/2020 lalu permintaannya cukup stabil. Alhasil, belum ada prediksi kenaikan yang signifikan pada kuartal I/2021 ini.

"Kalau prediksi kami sementara tahun ini akan sama dengan 2020 yakni di bawah 2019. Awal tahun juga masih berat karena bahan baku ada kenaikan tajam akibat freight container shortage yang belum bisa diselaraskan dengan kenaikan harga jual karena demand belum benar-benar naik," katanya kepada Bisnis, Senin (4/1/2021).

Micahel mengemukakan secara utilisasi pada kuartal I/2021 ini kemungkinan akan sama dengan kuarta IV/2020 lalu. Sementara pada kuartal akhir tahun lalu itu memang ada sedikit peningkatan jika dibandingkan kuartal III/2020.

Akida mendata rentang utilisasi pabrikan saat ini masih di kisaran 40 persen. Pasalnya, utilisasi industri pengguna bahan kimia dasar masih berada di kisara 40-50 persen.

Micahel sebelumnya menyebut tahun ini sejumlah tantangan besar masih akan dihadapi. Hal itu sejalan dengan proyeksi Kementerian Perindustrian yang mencatat pertumbuhan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia tahun INI 3,68 persen lebih rendah dibanding proyeksi pertumbuhan 2020 yakni 5,20 persen.

Menurutnya, ada sejumlah kunci pendorong untuk pertumbuhan tahun depan tetapi yang paling penting adalah efektifitas vaksin. Pasalnya hal itu akan memberikan rasa aman untuk masyarakat keluar rumah, bekerja, dan ujungnya pengeluaran di sektor riil seperti makanan, baju, dan lainnya.

"Menurut saya kalau kasus Covid-19 bisa turun, ekonomi akan rebound dengan cepat sedangkan ini kita juga dikagetkan dengan info ada Covid-19 strain baru yang bisa jadi game changer baru dan bisa membuat ekonomi mungkin turun atau bertahan di bawah," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper