Bisnis.com, JAKARTA – Pasar beras pada 2021 diperkirakan tidak terpengaruh banyak oleh ada tidaknya penugasan penyaluran beras kepada Perum Bulog.
Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan pasar beras akan sangat tergantung pada kondisi produksi dan stok yang dikelola oleh pemerintah. Sebagaimana yang terjadi tahun ini, harga beras di pasaran cenderung stabil akibat produksi dan stok yang memadai.
“Sebenarnya yang penting itu jaminan stok di angka 1,5 juta ton untuk menghindari spekulasi harga ketika produksi berada di bawah konsumsi,” kata Sutarto saat dihubungi, Senin (28/12/2020).
Dalam hal menjaga stabilitas harga, Sutarto menjelaskan bahwa peran utama Bulog adalah menjaga harga di tingkat produsen ketika puncak panen dan mencegah lonjakan harga di konsumen ketika pasokan berkurang saat musim kemarau.
“Yang harus menjadi fokus pemerintah adalah bagaimana instrumen ini terjaga ke depannya. Yakni ketika pasokan di pasar mengalami shortage dan ketika produksi di petani besar tetapi harga terjaga dan tidak dipermainkan tengkulak,” lanjutnya.
Realisasi pengadaan Bulog sampai 27 Desember tercatat mencapai 1,25 juta ton. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin mengatakan realisasi ini memang masih berada di bawah target awal sebesar 1,4 juta ton, tetapi dia mengatakan target pengadaan sebenarnya adalah harga beras di tingkat petani yang terjaga sepanjang tahun.
Baca Juga
Di sisi lain, penyaluran beras untuk Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) memang masih menjadi kanal penyaluran utama Bulog sepanjang 2020, selain penyaluran untuk bantuan sosial.
Data menunjukkan total penyaluran lewat KPSH mencapai 992.000 ton. Sebaliknya, penyaluran untuk program Kartu Sembako adalah 314.000 ton dan Bantuan Sosial Beras (BSB) untuk penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 450.000 ton.