Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Startup Perikanan Bantu Produk Perikanan Lebih Efisien

Kementerian Perikanan dan Kelautan mencatat saat ini terdapat lebih dari 700 startup perikanan di Indonesia.
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/4/2020). - ANTARA
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/4/2020). - ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran perusahaan rintisan (startup) perikanan mampu membantu nelayan dan memberikan nilai tambah bagi produk perikanan. Saat ini terdapat lebih dari 700 startup perikanan di Indonesia.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan peran startup yang didominasi kaum milenial sangat sentral terutama kontribusinya dalam mendorong mata rantai sistem produksi perikanan yang lebih efisien.

Dia menyebutkan peran startup sangat sentral, terutama dalam mendorong daya ungkit nilai tambah ekonomi bagi para pembudidaya ikan. Kontribusi nyata tersebut terlihat dari perannya sebagai penyangga pasar melalui jejaring market on line (e-commerce) utamanya selama masa pandemi Covid -19.

"Kehadiran startup bisa menjembatani masalah pasar. Penciptaan pasar online, saya kira sangat membantu penyerapan produk dan tentu berefek pada kembali bergeliatnya kegiatan usaha budidaya," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (19/12/2020).

Data yang dihimpun oleh jaringan startup bidang perikanan yang tergabung dalam Digifish, menyebut setidaknya ada lebih dari 700 startup bidang perikanan tersebar di Indonesia, diantaranya lebih dari 30 start up tergabung dalam digifish network.

Slamet menuturkan setidaknya terdapat lima peran penting startup yang akan terus didorong yakni menjamin kepastian pasar; mendorong bahan baku berkualitas; memperkuat ketelusuran produk; mendorong investasi melalui skema crowdfunding; dan menjamin rantai pasok lebih efisien.

CEO E- Fishery Gibran mengatakan pihaknya telah berupaya untuk terjun langsung memfasilitasi kemudahan akses pasar bagi hasil panen para pembudidaya ikan melalui program "Tarik Ikan".

Program ini dengan melakukan pembelian langsung ke on farm untuk menjamin pembelian. Ia mengaku dalam kurun waktu Maret hingga Oktober setidaknya sebanyak 850 ton ikan berhasil dibeli secara langsung dari para pembudidaya.

"Program Tarik Ikan tujuannya untuk menjamin akses pasar langsung di masa pandemi ini. Jadi, kita coba jemput bola untuk beli fresh/hidup dan kami olah sendiri. Kami juga telah mendapat award dari donatur untuk menyuplai ikan bagi tenaga kesehatan," katanya.

Gibran menyebutkan e-fishery mencatat pertumbuhan kinerja yang sangat signifikan. Saat ini setidaknya e-fishery telah menyalurkan pembiayaan bagi pembudidaya senilai Rp50 miliar; penyerapan produk sebanyak 1.000 ton; pemberdayaan pembudidaya mitra kepada 13.000 orang, dan penjualan sebanyak 3.000 ton pakan ikan.

"Ada tiga program unggulan kami yakni terkait fish market, feed dan fund. Jika ketiga sistem produksi ini bisa kita integrasikan, pasti daya ungkit ekonominya luar biasa. Saat ini, kami telah punya 70 e-fishery point di seluruh Indonesia. Kami bersama Aruna juga telah mendapatkan suntikan dana sekitar Rp200 milar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper