Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Perikanan Tangkap RI Terancam La Nina

KKP menilai La Nina dapat memengaruhi produksi perikanan tangkap karena adanya perubahan dalam pola migrasi ikan dan kondisi laut.
Ikan hasil tangkapan nelayan di Aceh./Bloomberg-Dimas Ardian
Ikan hasil tangkapan nelayan di Aceh./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai fenomena La Nina dapat memengaruhi produksi perikanan tangkap. Hal ini lantaran adanya perubahan dalam pola migrasi ikan dan kondisi laut.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu menyampaikan, dampak La Nina terhadap sektor perikanan dapat bervariasi tergantung pada lokasi geografisnya. Misalnya, spesies oceanik yang berada di area sempit seperti selat atau teluk, di mana pengaruh daratan akan lebih dominan seperti ikan Lemuru di Selat Bali.

“Pengaruhnya tentu bisa mengakibatkan beberapa spesies oceanik lebih susah ditangkap,” kata Tebe kepada Bisnis, Rabu (3/4/2024).

Tebe, sapaan akrabnya, menuturkan, fenomena La Nina secara umum dapat meningkatkan suhu permukaan laut yang dapat menghasilkan aliran yang lebih kuat di lautan.

Fenomena yang ditandai dengan tingginya curah hujan ini akan membuat asupan air tawar ke laut meningkat dan salinitas di permukaan atau dekat pantai menurun. 

Hal tersebut dapat memengaruhi migrasi ikan dan pola distribusi mereka, dan umumnya berpengaruh pada spesies-spesies oceanik yang memiliki toleransi salinitas rendah. Akibatnya, ikan-ikan akan berenang lebih dalam atau lebih jauh dari pantai untuk mencari salinitas yang sesuai dengan range salinitasnya.  

Selain itu, Tebe menyebut cuaca yang lebih basah selama periode La Nina dapat memengaruhi aktivitas perikanan seperti mengganggu operasi perikanan tangkap dan meningkatkan risiko kapal terombang-ambing di laut.

Di sisi lain, potensi penurunan produksi dapat berkisar antara beberapa persen hingga lebih signifikan, tergantung pada tingkat keparahan fenomena La Nina dan kondisi spesifik di perairan Indonesia.

Kendati begitu, Tebe belum dapat memastikan persentase penurunannya mengingat belum ada riset mendapat terkait hal ini di Indonesia.

“Tanpa data yang lebih spesifik, sulit untuk memberikan perkiraan persentase penurunan produksi,” ujarnya.

Sementara itu, KKP telah menyiapkan sejumlah upaya untuk menghadapi fenomena La Nina di sektor perikanan. Diantaranya, meningkatkan pemantauan dan prediksi cuaca dan iklim untuk mengantisipasi perubahan dalam pola migrasi ikan dan kondisi laut, serta menguatkan infrastruktur perikanan untuk mengurangi risiko akibat cuaca buruk, seperti pembangunan pelabuhan yang lebih aman dan peningkatan keamanan kapal.

Kemudian, mengembangkan strategi manajemen perikanan yang responsif terhadap perubahan lingkungan yang disebabkan oleh La Nina, melakukan penyuluhan kepada para nelayan terkait dampak La Nina serta strategi mitigasi, dan melakukan kolaborasi dengan seluruh pihak untuk mengembangkan rencana adaptasi dan mitigasi efektif untuk menghadapi dampak La Nina di sektor perikanan.

“[Kami juga] menginformasikan cuaca dan prediksi daerah penangkapan ikan ke nelayan,” ungkap Tebe. 

Sebelumnya, BMKG memprediksi bahwa fenomena El Nino akan menuju netral pada periode Mei hingga Juni 2024. Setelahnya, fenomena suhu lautan pasifik akan berganti menuju fase La Nina pada kuartal berikutnya. 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut, Indonesia mulai memasuki fase La Nina pada periode Juli sampai dengan September 2024. Fenomena cuaca ini akan membuat Indonesia sering mengalami hujan, risiko banjir, hingga badai tropis. 

“Jadi dari El Nino netral, setelah triwulan ketiga Juli, Agustus, September 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina lemah,” jelasnya saat konferensi pers, dikutip Minggu (17/3/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper