Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendukung pencapaian target produksi minyak siap jual atau lifting 1 juta barel per hari pada 2030.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip mengatakan bahwa mayoritas blok-blok migas yang dikelola perseroan merupakan aset matang atau aset yang sudah tua sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam mengembangkannya.
Dalam mengembangkannya, perseroan berupaya untuk menjaga biaya produksi dan terus mencari teknologi yang dapat menurunkan biaya pengembangan sembari melakukan eksplorasi di aset yang dimiliki perseroan.
"Untuk mencapai target produksi salah satu strateginya, manage aset, terus mengembangkan aset, melakukan program eksplorasi, mengoptimalisasi semua program pengembangan, menjaga efisiensi biaya produksi," ujar Budiman dalam acara 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas, Jumat (4/12/2020).
Selain itu, PHE juga akan mulai menggencarkan eksplorasi di area-area yang berisiko tinggi untuk menemukan lapangan-lapangan dengan cadangan besar atau big fish. Eksplorasi telah mengidentifikasi potensi big fish lebih dari 50 juta barel ekuivalen minyak.
"Sekarang ini kami tengah memikirkan bagaimana mengkombinasikan low risk exploration dengan high risk exploration untuk mengidentifikasi big fish," katanya.
Baca Juga
Dalam upaya menemukan cadangan besar di wilayah kerja Jambi Merang, PHE telah menyelesaikan pelaksanaan survei seismik 2D yang merupakan terpanjang di Asia Pasifik dalam 10 tahun terakhir.
Survei seismik 2D wilayah kerja Jambi Merang mulai dilaksanakan pada 20 November 2019 dan menyelesaikan akuisisi terakhirnya pada 3 Agustus 2020.
Menurut catatan Bisnis, survei tersebut mencakup 35 cekungan dari 128 cekungan yang ada di Indonesia yang terdiri atas 6 cekungan producing basin, 7 discovery basin, 5 explored basin, dan sebanyak 17 lainnya merupakan cekungan baru yang belum pernah tersentuh sebelumnya.