Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dinilai perlu membuat investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi lebih menarik karena persaingan investasi hulu migas saat ini sangat ketat dengan negara-negara lain.
Direktur Indonesian Petroleum Association (IPA) Ronald Gunawan menilai investasi di pada dasarnya sudah membaik. Tetapi, masalah yang dihadapi saat ini adalah adanya pandemi Covid-19.
Hal itu membuat mayoritas perusahaan memotong anggaran investasinya secara global dan turut berdampak ke Indonesia. Perusahaan-perusahaan migas telah memangkas anggaran belanja modalnya sebesar 20-30 persen.
"Kompetisi di dunia makin tinggi, negara lain mulai radical change mereka punya fiscal term untuk menarik para investor, saya pikir di Indonesia harus membuat seperti itu," katanya dalam diskusi di acara 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas, Rabu (02/12/2020).
Dia menambahkan selain semakin ketatnya persaingan dengan negara lain, industri migas turut dibayangi dengan sentimen pengembangan energi baru dan terbarukan. Untuk itu, industri migas dan pengusaha migas di dalam negeri membutuhkan setidaknya tiga sinyal positif yakni tentang kontrak.
Pemerintah perlu mejaga kesucian kontrak dengan para kontraktor. Selanjutnya, industri hulu migas membutuhkan kebijakan fiskal yang lebih atraktif. Perubahaan itu dinilai harus secara radikal agar tidak tertinggal dengan negara lain.
Baca Juga
Ketiga, pengusaha menginginkan kemudahan berusaha yang telah mengalami perubahan cukup signifikan dengan adanya Badan Koordinasi Penanaman Modal dan bantuan dari pemerintah daerah.
"Kalau tiga ini kita lakukan ini akan jadi good foundation bagi kita dengan negara lain," jelasnya.