Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangkitkan Kembali Bisnis Properti Komersial, Ini Langkah Hong Kong

Pemerintah Hong Kong menempuh langkah lanjutan untuk membangkitkan kembali bisnis properti wi wilayah khusus China itu.
Gemelap properti Hong Kong pada malam hari./Bloomberg/Paul Yeung
Gemelap properti Hong Kong pada malam hari./Bloomberg/Paul Yeung

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Hong Kong menghapus bea meterai tambahan yang dikenakan pada pembelian properti komersial dalam upaya menghidupkan kembali pasar yang lesu.

Pemerintah akan menghapus bea tambahan untuk properti nonhunian mulai Kamis (26/11/2020), kata Kepala Eksekutif Carrie Lam dalam pidatonya.

Pungutan sebesar 8,5 persen dari nilai properti diperkenalkan pada 2013 untuk mendinginkan pasar yang terlalu panas. Transaksi komersial masih akan dikenakan bea standar 4,25 persen.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah meluncurkan langkah-langkah untuk merangsang transaksi di tengah resesi dan pandemi.

Pada Agustus, bank sentral Hong Kong menaikkan rasio pinjaman terhadap nilai untuk properti komersial menjadi 50 persen dari 40 persen untuk memungkinkan pembeli meminjam lebih banyak uang untuk membeli kantor, ritel, dan ruang industri.

Kota ini dulunya adalah salah satu pasar paling aktif di Asia Timur. Nilai transaksi sering memecahkan rekor dunia sebelum datang pukulan ganda protes anti-pemerintah dan aktivitas Covid-19.

Transaksi properti komersial Hong Kong merosot 62 persen sejak awal tahun dari periode yang sama pada 2019, menurut laporan November oleh Real Capital Analytics. Sebagai perbandingan, kawasan Asia Pasifik mencatat penurunan kesepakatan properti sebesar 31 persen untuk periode yang serupa.

Perekonomian Hong Kong baru-baru ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari resesi. Produk domestik bruto (PDB) turun 3,4 persen pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, lebih baik dari perkiraan median kontraksi 5,6 persen dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom. PDB naik 3 persen pada kuartal ketiga dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper