Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Masuk Ekosistem Logistik Nasional, Ini Langkah Pengusaha Truk

Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menilai ekosistem logistik nasional atau national logistics ecosystem (NLE) sangat penting untuk masa depan dunia logistik Indonesia.
Pendiri Puninar Logistics  Eddy Korompis (tengah) berbincang dengan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truck Indonesia (Aptrindo)  Gemilang Tarigan (kanan) dan Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto, usai menerima penghargaan Lifetime Achievement Award Indonesia, di Jakarta, Kamis (17/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pendiri Puninar Logistics Eddy Korompis (tengah) berbincang dengan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truck Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan (kanan) dan Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto, usai menerima penghargaan Lifetime Achievement Award Indonesia, di Jakarta, Kamis (17/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha truk terus membenahi adaptasi digital dalam aktivitasnya, termasuk mengintegrasikan sistem platform atau pelantar yang dimiliki ke ekosistem logistik nasional atau national logistics ecosystem (NLE). Pengusaha pun optimistis dapat menuai hasil positif.

Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengungkapkan bahwa seluruh pelaku usaha truk anggotanya tengah berbenah untuk tergabung dalam sistem pelantar NLE milik pemerintah.

"Semua truk anggota Aptrindo sedang membentuk database yg akan dihubungkan ke semua sistem stakeholder logistik. Kami sudah lama berbenah kearah digital," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (4/10/2020).

Menurutnya, NLE itu sangat penting untuk masa depan dunia logistik Indonesia. Dia meyakini jika dikerjakan secara bersama-sama antara pemerintah dan pemangku kepentingan logistik maka bisa cepat terselesaikan bahkan lebih cepat dari jadwal 4 tahun yang dicanangkan hingga 2024.

Keyakinan tersebut terangnya sangat beralasan, yakni pandemi Covid-19 membuat digitalisasi menjadi diadaptasi lebih cepat. Pasalnya, ketika pandemi, digitalisasi memberikan kemudahan dan keamanan bagi penggunanya karena minim sentuhan manusia (low touch).

"Masa pandemi ini momentumnya berbenah, semuanya dibutuhkan serba digital, efisiensi logistik pun dapat diraih dengan sistem digital. Transparansi biaya logistik dapat menghilangkan pungutan liar dan biaya-biaya yang tidak wajar sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan utilitas," paparnya.

Sementara itu, pakar kemaritiman ITS Surabaya Raja Oloan Saut Gurning menilai waktu empat tahun (2020-2024) guna menyelesaikan NLE merupakan waktu yang cukup mulai dari mempersiapkan hingga benar-benar menata ekosistem logistik sesuai tujuannya.

"Pendorong penting saya kira adalah semakin kuat intensitas koordinasi antar Kementerian dan Lembaga (K/L) plus meluasnya partisipasi komunitas logistik nasional atas berbagai moda baik darat, laut, dan udara," ujarnya kepada Bisnis.

Dia mencontohkan melihat pada luaran perdagangan domestik khususnya implementasi manifes kargo dalam negeri atau antarpulau masih banyak kendala dan perlu perhatian lebih serius dari para pemangku kepentingan.

Sepanjang Agustus-September banyak dilakukan kegiatan uji coba NLE dan terbatas memang untuk komoditas tertentu. Namun, fakta yang dapat diamati masih kecil porsi dukungan ekosistem logistik nasional, baik operator logistik, operator pelayaran, operator terminal termasuk TUKS serta pemilik dan penerima barang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper