Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan upaya penyediaan vaksin Covid 19 oleh pemerintah melalui Menteri BUMN Erick Thohir untuk segera menghentikan laju pandemi Covid-19 menjadi salah satu angin segar bagi dunia usaha.
Sekjen DPP ALFI Akbar Johan mengatakan selain hal tersebut, komitmen pemerintah dan kementerian maupun lembaga terkait untuk mengimplementasikan Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE) terhadap kegiatan logistik juga menjadi magnet tersendiri guna memacu daya saing nasional.
Kedua aspek upaya pemerintah itu, lanjutnya, patut di apresiasi lantaran solusi kesehatan sangat penting saat pandemi dan mendorong efisiensi logistik serta pertumbuhan ekonomi juga terjaga.
"Saat vaksin Covid-19 sudah bisa digunakan di dalam negeri, maka psikologis kesehatan masyarakat dan dunia usaha bisa langsung tancap gas mengejar pemulihan ekonomi terutama yang berasal dari sektor usaha logistik," jelasnya, Jumat (2/10/2020).
Menurutnya, hal yang telah dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai upaya memberikan kepastian dunia usaha dan masyarakat di tengah Pandemi sehingga aspek kesehatan bisa tetap terjaga dan harapannya ekonomi mampu segera dipulihkan.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, bahwa pada akhir tahun ini Indonesia akan memiliki 30 juta dosis vaksin covid-19. Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Sinovac dan jika hasil uji klinis fase ketiga berjalan baik, Indonesia juga mendapatkan komitmen tambahan vaksin sebanyak 20 juta pada akhir tahun ini.
Baca Juga
Kemampuan PT Bio Farma (Persero) untuk memproduksi vaksin covid-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun, juga bisa memberikan kepastian dunia usaha untuk mengakselerasi kembali perekonomian di Tanah Air.
Namun sayangnya, lanjut Akbar kemampuan bertahan bisnis perusahaan logistik di Indonesia ditengah Pandemi saat ini juga masih mengalami hambatan.
Berdasarkan hasil survei ALFI, yang melibatkan 1.256 responden, sebanyak 12,6 persen responden menyatakan hanya sanggup bertahan kurang dari tiga bulan ke depan, dan hanya 35,4 persen responden yang menyatakan sanggup bertahan 3-6 bulan ke depan, serta 51,9 persen responden menyatakan mampu bertahan dalam kurun waktu 6-12 bulan ke depan.
Survey ALFI yang dilakukan pada periode Agustus hingga September 2020 itu juga menyebutkan, sebanyak 52,9 persen responden menyatakan mengalami hambatan pengurusan dan pengiriman barang, dan 47,1 persen menyatakan tidak mengalami hambatan. Adapun, hambatan terjadi di pelabuhan dan bandara sebanyak 41,5 persen, hambatan di jalan raya 21,1 persen serta hambatan yang menyangkut perizinan dan biaya tambahan 37,4 persen.
"Hambatan-hambatan semacam inilah yang mesti menjadi perhatian serius untuk segera diselesaikan oleh otoritas di pelabuhan maupun bandara," ujarnya.