Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketidakpastian Covid-19 Tinggi, Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Masih Terlalu Dini

Meski sudah ada banyak harapan dengan diroduksinya vaksin, namun pemulihan ekonomi membutuhkan waktu yang lebih lama bagi banyak negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pemulihan ekonomi masih sangat dini dan rentan karena ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 masih tinggi.

Sri Mulyani memaparkan, beberapa indikator ekonomi akhir-akhir ini memang terlihat membaik. Misalnya, PMI manufaktur pada Agustus 2020 telah mencapai ke level 50,8.

Di samping itu, data google mobility index menurutnya juga mendukung pemulihan di berbagai sektor, di antaranya transportasi, logistik, termasuk beberapa sektor keuangan.

"Tapi ini masih sangat dini dan cukup rentan bagi kita untuk melihat pemulihan di masa mendatang," katanya dalam IDIC Webinar, Rabu (17/9/2020).

Menurut Sri Mulyani, meski sudah ada banyak harapan dengan diroduksinya vaksin, namun pemulihan ekonomi membutuhkan waktu yang lebih lama bagi banyak negara.

Indonesia pun, menghadapi ketidakpastian yang sama kendati kontraksi Indonesia pada kuartal II/2020 yang tercatat -5,32 persen tidak sedalam kontraksi negara-negara lain.

Sebelumnya, Sri Mulyani juga memperkirakan ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 akan terkontraksi lebih dalam dari perkiraan sebelumnya, sejalan dengan penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah sedang melakukan pemantauan dan melihat data yang berhubungan dengan pergerakan seiring dengan pemberlakuan PSBB jilid II di DKI Jakarta mulai tanggal 14 September 2020.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 berpotensi akan berada pada kisaran 0,0 persen hingga -2,1 persen.

Pemerintah, imbuhnya, akan terus menjaga agar perekonomian tidak turun terlalu dalam. Program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akan terus didorong dan diharapkan bisa mendorong perekonomian lebih ke arah positif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper