Bisnis.com, JAKARTA - Selain pasar domestik yang terus bertumbuh, pasar ekspor dinilai menjadi lahan yang terbuka bagi pabrikan Indonesia untuk memanfaatkannya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan (APSMI) Eko Wibowo mengatakan peluang ekspor sepeda lokal sangat besar. Apalagi di Eropa, Indonesia sudah memiliki keistimewaan antidumping sebesar 35 persen-40 persen.
Selain Eropa, peluang juga bisa disasar di pasar Amerika Serikat untuk produk sepeda kelas tertentu.
"Jadi sekarang tinggal bangun ekosistemnya, seperti membangun industri otomotif di awal saja lah. Juga perkuat industri kecil untuk memasok komponen agar tidak terjadi kekosongan bahan baku dan industri ini bisa berkembang bersama," katanya, Senin (7/9/2020).
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli sebelumnya menyatakan bahwa Indonesia selama ini telah menjadi eksportir produk sepeda, terutama untuk kelas premium.
Meski demikian, Indonesia mengalami devisit neraca perdagangan produk sepeda sejak 6 tahun terakhir.
Baca Juga
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama rata-rata 5 tahun terakhir volume impor sepeda berfluktuatif di kisaran 20 juta—25 juta kilogram. Namun, volume impor sepeda melonjak pada 2018 menembus level 46 juta kilogram dan sejak saat itu belum kembali turun ke level 20 juta kilogram lagi.
Pada semester I/2020, impor sepeda naik 20,69 persen menjadi 15,51 juta kilogram dari realisasi periode yang sama tahun lalu 12,85 juta kilogram. Adapun, lonjakan terbesar terjadi pada Juni 2020 atau meroket 132,71 persen menjadi 4,09 juta kilogram secara tahunan.