Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vid, Covid! Tujuh Proyek Pembangkit Listrik Berkapasitas 6.510 MW Bakal Molor Nih  

Kementerian ESDM menyatakan investor sudah menyampaikan notifikasi kepada PLN bahwa proyek akan mundur.
Pekerja berkeliling saat melakukan pemeliharaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Pekerja berkeliling saat melakukan pemeliharaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak tujuh proyek pembangkit program 35.000 MW dengan total kapasitas 6.510 MW berpotensi mengalami keterlambatan pengerjaan akibat kondisi pandemi Covid-19.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, keterlambatan terjadi lantaran mobilisasi tenaga kerja dan pengiriman material proyek terhambat akibat status darurat pandemi Covid-19.

Kendala ini membuat proyek berpotensi mengalami keterlambatan dan berdampak pada kenaikan biaya pokok produksi (BPP) serta penurunan keandalan.

"Banyak pekerja tertahan, sempet pulang sehingga belum bisa balik karena larangan penerbangan," ujar Jisman akhir pekan lalu.

Enam dari tujuh proyek yang terdampak signifikan dikerjakan oleh produsen listrik swasta (IPP). Perinciannya adalah PLTU Meulaboh 3 & 4 (2x 200 MW) yang dikerjakan PT Meulaboh Power Generation, pengerjaan baru mencapai 22 persen per Februari 2020 dan belum ada kemajuan hingga Juni 2020.

Kemudian PLTU MT Sumsel - 8 (2 x 600 MW) yang dikerjakan PT Huadian Bukit Asam Power. Proyek ini terkendala delay pengiriman material. Per Juni 2020, progres pengerjaannya telah mencapai 39,38 persen. PLTU Jawa 1 (1 x 1.000 MW) oleh PT Cirebon Energi
Prasarana terkendala pengiriman material dan progresnya telah mencapai 81,15 persen per Juni 2020.

Lalu PLTGU Jawa-1 (2 x 800 MW) oleh PT Jawa Satu Power yang terkendala pengiriman material. Progres proyek telah mencapai 82,35 persen per Juni 2020. PLTU Jawa 4 (2x1.000 MW) oleh PT Bhumi Jati Power yang tidak dapat memobilisasi engineer dan terkendala pengiriman material. Pengerjaan proyek telah mencapai 94,15 persen hingga akhir Juni 2020.

PLTU Kalbar 1 (2x100 MW) oleh PT GCL Indo Tenaga tidak dapat memobilisasi engineer komisioning dan mengalami keterlambatan pengiriman material. Progres proyek mencapai 96,69 persen per Februari 2020 dan belum ada kenaikan progres hingga Juni 2020.

Sementara itu, proyek terdampak yang dikerjakan oleh PT PLN (Persero) adalah PLTA Jatigede (2x55MW). Proyek ini tidak dapat memobilisasi tenaga kerja serta material tidak dapat dikirim. Hingga Juni 2020, pengerjaannya telah mencapai 81,58 persen.

Kementerian ESDM menyatakan investor sudah menyampaikan notifikasi kepada PLN bahwa proyek akan mundur. Lama waktu keterlambatan tergantung berapa lama wabah Covid-9 selesai dan terkirimnya material yang dibutuhkan, serta kesiapan tenaga kerja kembali normal.

Selain proyek pembangkit, 55 proyek kontruksi transmisi dan gardu induk program 35.000 MW juga dilaporkan terdampak keterlambatan pengiriman material dan tenaga kerja. Empat proyek yang terdampak signifikan adalah GITET 500 kV Karawang, GITET 275/150 kV Wotu (ext), GI 150 kV Ulee Kareng, dan proyek transmisi Lontar-Tangerang Baru II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper