Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) meluncurkan alat pendeteksi tsunami berbiaya murah bernama Inexpensive Device for Sea Level measurement (IDSL).
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan saat ini telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami berbasis pemantauan muka air dengan melibatkan budaya kesadaran masyarakat diperkuat secara bersamaan.
"Sistem sederhana ini memanfaatkan pengukuran muka air secara rapat dan cepat [real time] dan dapat memberikan peringatan dini secara cepat ke perangkat yang ditetapkan [e-mail dan pesan singkat],” kata Edhy dalam siaran pers, Minggu (19/7/2020).
Alat sistem peringatan dini tsunami yang diberi nama Inexpensive Device for Sea Level measurement (IDSL) atau Perangkat Ukur Murah untuk Muka Air Laut (PUMMA) merupakan buah karya kerja sama antara Pusriskel BRSDM KKP, Joint Research Centre – European Comission, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia (IATsI) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Dia menuturkan secara geografis, posisi Indonesia berada pada jalur cincin api (ring of fire) dan pertemuan tiga lempeng besar yang saling bertumbukan. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia rawan terjadi bencana gempa dan tsunami.
Pihaknya melanjutkan berbagai bencana yang terjadi, seperti tsunami, kerap kali menelan banyak korban jiwa. Salah satu faktor penyebab tingginya korban jiwa dikarenakan kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat pesisir pada khususnya, mengenai tanda-tanda tsunami dan tindakan awal yang harus dilakukan.
Baca Juga
KKP mengembangkan pendekatan berbasis masyarakat untuk kesiapsiagaan tsunami sebagai sarana untuk mengarusutamakan upaya mitigasi bencana di antara masyarakat pesisir. Perencanaan tata ruang pantai dan memberdayakan masyarakat, serta menilai peran mereka adalah kunci keberhasilan mitigasi tsunami.
“Pentingnya komponen kultural dalam kerangka mitigasi gelombang tsunami mendorong para peneliti di BRDSM untuk mengembangkan sebuah alat deteksi tsunami yang dapat diproduksi, dijaga dan dipelihara langsung oleh masyarakat dan melengkapi sistem eksisting yang ada," ujarnya.