Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Jadikan Pandemi Covid-19 Laboratorium Perekonomian

Pandemi Covid-19 terjadi ke berbagai sektor menjadi bahan kajian penting untuk perencanaan dan penerapan kebijakan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Kementerian Keuangan (Screenshoot)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Kementerian Keuangan (Screenshoot)

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pandemi Covid-19 dapat dijadikan laboratorium akademik bagi Politeknik Keuangan Negara STAN.

Sri Mulyani menilai mahasiswa, dosen hingga alumni PKN STAN dapat menjadikan kondisi saat ini sebagai ladang pembelajaran. Pasalnya, pandemi ini mempengaruhi beragam sektor termasuk sosial ekonomi.

“Estimasi penerimaan pajak kita turun karena masyarakat mungkin kena PHK, perusahaan-perusahaan tidak beraktivitas ekonomi,” kata Sri Mulyani saat berbicara pada Dies Natalies 5 PKN STAN, Sabtu (18/7/2020).

“Para pengajar, mahasiswa, situasi hari ini adalah situasi pembelajaran yang luar biasa,” ujar Sri Mulyani.

Selama pandemi ini, pelajar maupun pengajar diajak untuk tidak hanya berpikir mempelajari aturan pajak, tetapi juga mengeluarkan kebijakan berupa insentif dan aturan pajak untuk merajut ekonomi bangsa kembali.

“Bagaimana Anda bersikap dalam harapan bangsa ini untuk membangkitkan kembali ekonomi, maka policy perpajakannya seperti apa, bagaimana,” ujar Sri Mulyani.

Dia mencontohkan soal bea cukai. Mahasiswa maupun pengajar tidak hanya mempelajari tentang proses pemeriksaan barang maupun dokumen. Mereka harus mempelajari banyak hal seperti waktu untuk menutup dan membuka perdagangan.

Selain itu, bidang tersebut juga harus membuat kebijakan untuk membantu produsen mengimpor bahan baku serta mengatur ekspor.

“Bagaimana kita bisa cepat belajar supaya bisa membantu rakyat dan usaha kecil. Bagaimana nanti kalau kita diaudit oleh BPK, kita bisa menjelaskan bahwa porsinya itu salah. Baik policy penting, akuntabilitas penting dan ini merupakan tantangan yang luar biasa,” terang Sri Mulyani.

Mahasiswa dapat pula belajar bagaimana menjaga agar defisit yang besar serta utang yang bertambah tidak membahayakan APBN dan tidak mengganggu ekonomi negara dalam jangka panjang.

“Bagaimana kita membuka secara pembiayaan dengan Bank Indonesia untuk bisa membeli surat berharga kita, bagaimana pada saat dunia mengalami gejolak nilai tukar kita harus tetap menjaga supaya kita tidak terkena imbasnya dan tetap stabil,” tambah Sri Mulyani. 

Ia juga menyebutkan pentingnya kemampuan bernegosiasi untuk berbagi beban atas kondisi yang sedang terjadi.

“Bagaimana pada saat kita harus bernegosiasi dan bicara dengan BI. Bagaimana menggotong beban bersama ini secara adil, namun tetap menjaga agar BI dan kementerian keuangan bisa sama-sama kredibel,” ujar Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper