Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Resesi, Sektor Logistik Indonesia Masih Bisa Tumbuh Tipis

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan Singapura sangat bergantung dengan pergerakan orang atau tourism dan pergerakan barang, sekaligus menjadi hub aktivitas keuangan.
Sejumlah pria berjalan di antara truk pembawa logistik antarpulau di NTT di pelabuhan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri di Bolok, Kupang, NTT (4/6/2020). Sebanyak 30 truk pengangkut logistik dan sembako ke sejumlah pulau di NTT tertahan di pelabuhan tersebut akibat pembatasan 50 persen kapasitas angkutan kapal guna mencegah penyebaran Covid-19. /ANTARA
Sejumlah pria berjalan di antara truk pembawa logistik antarpulau di NTT di pelabuhan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri di Bolok, Kupang, NTT (4/6/2020). Sebanyak 30 truk pengangkut logistik dan sembako ke sejumlah pulau di NTT tertahan di pelabuhan tersebut akibat pembatasan 50 persen kapasitas angkutan kapal guna mencegah penyebaran Covid-19. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai resesi Singapura akan diikuti Indonesia, walaupun Indonesia tidak akan mengalami resesi ekonomi sebesar yang dialami negara spesialis transhipment tersebut.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan Singapura sangat bergantung dengan pergerakan orang atau tourism dan pergerakan barang, sekaligus menjadi hub aktivitas keuangan.

Untuk di bidang logistik selain laut juga udara merupakan tulang punggung ekonomi Singapura. Adapun konsumsi masyarakat terbilang kecil, karena jumlah penduduknya hanya 5,8 juta apalagi dengan berkurangnya turis sangat terpukul.

"Di Indonesia sendiri, untuk tahun ini dipastikan akan minus pertumbuhan ekonominya, tergantung dari kondisi Covid-19 itu sendiri kalau pun membaik dapat dipastikan pertumbuhan di bidang logistik tidak akan lebih dari 3 persen," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (16/7/2020).

Menurutnya, kondisi ini sangat berat bagi sektor logistik jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, karena kenaikan atau pertumbuhan logistik antara 8 persen sampai dengan 12 persen.

Indonesia jelasnya, pada kuartal II/2020 pun akan mengalami minus pertumbuhan diperkirakan mencapai 5 persen dan tidak sebesar apa yang terjadi di Singapura.

"Indonesia masih ditopang oleh komsumsi Indonesia dengan jumlah penduduk yang sebesar 262 juta jiwa dan juga investasi yang masih ada diperkirakan masih di angka Rp190 triliun untuk kuartal II/2020," katanya.

Artinya, pergerakan logistik masih berjalan untuk beberapa sektor industri seperti di minyak dan gas, mineral, makanan dan minuman, komoditas, serta tekstil yang berkaitan dengan Covid-19 seperti APD, alat kesehatan, farmasi untuk obat-obatan, elektronik, dan furnitur.

Adapun, logistik untuk sektor otomotif seperti kendaraan roda dua sangat terpukul, termasuk logistik yang mendukung kegiatan parawisata dan juga pembangun infrastruktur.

"Infrastruktur logistik di pelabuhan juga mangalami penurunan di Jakarta diperkirakan 15 persen dan Surabaya 5 persen sebagai contoh. Begitu pun untuk bandara terutama untuk kegiatan ekspor dan impor," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper