Bisnis.com, JAKARTA - Garuda Indonesia, maskapai berkategori layanan penuh, mengaku belum menambah rute dan frekuensi terbang secara bertahap dengan menyesuaikan tingkat permintaan yang ada pada masa kenormalan baru (new normal) ini.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan sejauh ini industri penerbangan sudah mulai bergerak ke arah positif, tetapi masih jauh dibandingkan dengan pada kondisi normal. Adapun, hingga saat ini dinamika jumlah penumpang masih belum pasti.
Pihaknya menyebutkan tidak adanya strategi khusus menghadapi paruh kedua tahun ini selain menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
“Tentu kami akan terus tambah [frekuensi dan rute penerbangan] nantinya. Sambil memonitor dinamika jumlah penumpang,” jelasnya, Jumat (3/7/2020).
Senada, Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan jika apabila pasar permintaan telah ada, maka perseroan akan kembali melayani rutenya.
Saat ini maskapai maskapai penerbangan berjadwal sudah beroperasi seluruhnya di bandara-bandara PT Angkasa Pura II (Persero). Maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Wings Air, AirAsia Indonesia, Trigana Air, Airfast hingga Susi Air.
Baca Juga
Namun, AP II berinisiasi adanya peningkatan kolaborasi dengan maskapai untuk menyelesaikan tiga isu (slot time, rute penerbangan, frekuensi rute penerbangan) sehingga pada Juli 2020 sektor penerbangan dapat memasuki masa recovery di tengah pandemi Covid-19.
Saat ini operator bandara pelat merah tersebut sedang dalam percepatan program revitalisasi gedung terminal yang saat ini masih berlangsung di Terminal 1C dan Terminal 2F.
Setelah revitalisasi, kapasitas Terminal 1 dan Terminal 2 meningkat dari saat ini masing-masing hanya 9 juta pergerakan penumpang per tahun menjadi masing-masing 18 juta pergerakan penumpang per tahun.