Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah alokasi anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) membengkak menjadi Rp695,2 triliun atau naik sekitar Rp18 triliun dari alokasi semula Rp677,2 triliun.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa peningkatan terbesar terjadi pada alokasi anggaran untuk pembiayaan korporasi yang berubah menjadi Rp53,57 triliun.
Dengan perubahan tersebut pos struktur PEN menjadi sebanyak Rp87,55 triliun untuk kesehatan, perlindungan sosial Rp203,9 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, UMKM Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 trilun dan sektoral/pemerintah daerah Rp106,11 triliun.
"Situasi terus bergerak, jadi program ini ada dinamikanya," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Selasa (16/6/2020).
Adapun, salah satu pembengkakan alokasi PEN ini akan digunakan untuk pemberian kredit modal kerja bagi korporasi. Skema ini juga untuk mengakomodir persoalan-persoalan yang dialami dunia usaha terutama korporasi sesuai dengan masukan dari masing-masing sektor.
"Jadi kami akan melihat dunia usaha, perbankan lembaga keuangan bank nonbank, kita lihat sektor mana yang terkena," tegasnya.
Baca Juga
Dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah ditingkatkan sebanyak dua kali sebelumnya.
Bulan lalu, PEN naik hingga 2 kali lipat menjadi Rp641,12 triliun dari Rp318,09 triliun. Kemudian, anggaran ini ditambah lagi menjadi Rp677,2 triliun dari Rp641,12 triliun.