Bisnis.com, JAKARTA — Kenormalan baru atau new normal dinilai bakal membawa sentimen positif terhadap permintaan rumah apabila diiringi dengan pemasaran yang tepat, mudah, dan dikemas dengan program yang menarik.
Komisaris Utama PT PassionPro Membangun Indonesia Azhary Husni mengatakan bahwa kenormalan baru dinilai akan berdampak besar pada penjualan properti setelah sebelumnya ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dampaknya besar. Ada perubahan perilaku konsumen dalam membeli rumah. Strategi penjualan online akan menjadi prioritas utama developer. Dan strategi promo yang kreatif pun menjadi stimulus developer untuk mendapatkan konsumen," katanya kepada Bisnis, Rabu (3/5/2020).
Azhary mengatakan bahwa pihaknya sudah menyusun strategi agar produknya dapat terserap dengan baik oleh konsumen saat penerapan kenormalan baru. Sistem penjualan daring masih memiliki potensi besar untuk menjaring pembeli apabila pengembang peka terhadap kebutuhan calon konsumen.
"Pemasaran online kan hanya untuk menjaring tahap awal. Kami berikan penawaran dan promo menarik. Kami tetap akan arahkan survei [lokasi] saat sudah kondusif. Dan juga kamiarahkan booking untuk mengunci harga dan promo. Kita juga beri promo booking bisa kembali 100 persen jika setelah survei tidak cocok," tuturnya.
Strategi tersebut sudah terasa ketika penjualan setelah Idulfitri mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 3 bulan lalu. Penjualan rumah dengan segmen harga di bawah Rp500 juta untuk pemilik rumah pertama masih menjadi ceruk pasar, sedangkan di atas nilai tersebut cenderung tertahan.
Dia yakin bahwa dengan strategi pemasaran yang tepat, pasar pun akan mengikuti mengingat saat ini banyak tawaran yang menarik yang sebelumnya tidak pernah dilakukan pengembang.
"Bayangkan saja, kami beri promo booking refundable, tanpa DP [down payment]. Biaya-biaya kami bayarin. Konsumen cuma booking. Setelah acc [accord/setuju] bank, langsung nyicil. Cicilan bisa Rp2 jutaan atau Rp3 jutaan. Kapan lagi ada promo seperti ini?" kata Azhary.
Dia berharap supaya konsumen yang daya belinya masih terjaga dapat jeli melihat peluang untuk membeli rumah. Bagi para pengembang, masa krisis ini juga nyatanya masih ada harapan yang besar.
Kendati demikian, dia tak menampik bahwa saat ini banyak pengembang yang telah merevisi target penjualannya. "Meski begitu, saya optimis target saya tercapai. "