Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selamatkan Ekonomi dari Corona, Inggris Rilis Stimulus Baru Bulan Depan

Paket ekonomi baru dipersiapkan untuk mengurangi resesi akibat virus corona
Salah satu supermarket di London, Inggris, yang mengalami kekosongan stok barang akibat panic buying/ Bloomberg - Bryn Colton
Salah satu supermarket di London, Inggris, yang mengalami kekosongan stok barang akibat panic buying/ Bloomberg - Bryn Colton

Bisnis.com, JAKARTA— Inggris disebut tengah mempersiapkan stimulus baru untuk menyelamatkan ekonomi dari virus corona yang dirilis bulan depan.

Dikutip dari Bloomberg, Senin (1/6/2020), berdasarkan laporan Financial Times, Menteri Keuangan Rishi Sunak tengah mengerjakan proposal untuk berinvestasi pada program pelatihan, infrastruktur dan pertolongan bagi perusahaan teknologi. Dia juga akan melakukan pidato pada Juni untuk mendorong masyarakat untuk kembali bekerja.

Kendati demikian, akhir pekan lalu, Sunak menolak berkomentar tentang kemungkinan menahan anggaran darurat. Salah satu sumber yang enggan disebut namanya justru menuturkan bahwa rencana tersebut tengah digodok dan dirilis pada Juli.

Sumber Bloomberg menyebutkan bahwa pengumuman akan dilakukan nanti. Sebelumnya, Sunak telah memperingatkan bahwa Inggris akan menghadapi resesi serius dengan kontraksi sebesar 25 persen pada kuartal II/2020, mengacu pda proyeksi bank sentral Inggris.

Perbankan Inggris memperingatkan lebih dari separuh pinjaman perusahaan kecil yang disalurkan pemerintah atau sekira 9,25 miliar pounds yakni US$11,5 miliar tak bisa dilunasi.

Kendati 100 persen pinjaman digaransi oleh pemerintah, hal itu menandakan bahwa ribuan perusahaan gulung tikar.

Salah seorang pemilik bisnis handuk dan seprai, Neil Conway menyebut bisnis harus berjalan karena pemerintah akan melonggarkan kegiatan bisnis di tengah pandemi. Namun, dia menyebut perlu memastikan keselamatan konsumen.

“Ini menjadi sangat sulit secara finansial namun bisnis kami sekarang bisa berjalan cepat,” katanya seperti dikutip BBC.

Kepala Federasi Penjual Nasional Joe Harrison mengatakan kendati pelonggaran dimulai, semua tak akan kembali normal secara sekejap.

“Itu akan perlu waktu panjang bagi pasar untuk kembali ke potensi penuhnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg, BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper