Bisnis.com, JAKARTA — Ketegasan kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat dalam meminimalisir penyebaran Covid-19 menjadi kunci utama dalam pemulihan ekonomi khususnya di sektor pariwisata.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata alias Asita Budijanto Ardiansjah menuturkan sektor pariwisata cukup sulit untuk pulih jika masih ada kekhawatiran terhadap penyebatan Covid-19.
Selain itu, agar sektor pariwisata kembali pulih pemerintah perlu membantu pelaku usaha dari keterpurukanya supaya saat pandemi berakhir mereka siap beraktifitas.
“Kalau menurut saya, yang diperlukan saat ini adalah membantu pelaku usaha dari keterpurukan agar pada saat pandemi berakhir mereka masih punya mental & modal untuk kembali memulai usahanya. Seterusnya belanja negara juga diarahkan secara produktif lewat event-event yang bagus dan dikelolah oleh biro perjalanan,” kata Budijanto, Rabu (13/5/2020).
Budijanto mengatakan pihaknya sudah mengusulkan adanya pinjaman pendanaan dari pemerintah kepada industri travel. Usulan itu, lanjutnya, kemudian ditindalanjuti oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI).
“Tetapi, mekanismenya belum tahu tapi saya pernah mengusulkan untuk membagi 3 klasifikasi yaitu kecil menengah dan besar dengan peioritas kecil dan menengah yang dibantu.”
Baca Juga
Sementara itu, Ketua Ikatan Cendekia Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari menuturkan untuk memulihkan sektor pariwisata yang harus disiapkan terlebih dahulu adalah perbaikan 5 kelemahan daya saing pariwisata. Mulai dari kebersihan, keamanan, service infrastruktur,kesiapan hingga sustainability.
“Perlu fokus juga pada meningkatkan Daya Tarik Pariwisata (Visitors'Attraction) kita, yaitu keunikan dan keotentikan setiap destinasi/event kita yang sesuai dengan kearifan lokal kita,” kata Azril.
Setelah perbaikan kelemahan daya saing pariwisata dan daya tarik, pemerintah juga harus fokus pada bagaimana mengurangi outbond para wisatawan domestik.
“Artinya tidak semata hanya untuk wisman atau wisnus saja, tapi harus seimbang dan harus ada upaya mengurangi wisatawan kita yang outbond,” kata Azril.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama menuturkan untuk pemulihan sektor pariwisata, pihaknya akan fokus menggarap wisatawan nusantara (wisnus) lebih dulu untuk memulihkan sektor pariwisata usai terdampak berat pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, Kemenparekraf juga akan berupaya mempercepat langkah pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
“Untuk tahap awal, kita akan coba mendorong wisatawan nusantara dulu, baru kita datangkan wisatawan mancanegara,” katanya.
Wishnutama mengatakan sebetulnya pihaknya menyusun berbagai skenario strategis yang sifatnya sangat dasar dalam rencana kerja tahun 2020 seperti fasilitas wisata yang sesuai standard higienitas, kebersihan toilet, keselamatan, keamanan.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan K/L sekuat tenaga mencari cara untuk mempercepat langkah pemulihan sektor parekraf, karena negara lain juga akan berusaha keras untuk mendatangkan wisatawan.
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah membuat perilaku manusia yang baru (new normal) yang berbeda dan berubah dari perilaku sebelumnya.
Perilaku yang jauh lebih peduli terhadap kesehatan dengan selalu menggunakan masker, rutin mencuci tangan, menjaga kekebalan tubuh, olahraga, makan makanan bergizi, hingga selalu menjaga jarak aman untuk menghindari rantai penularan Covid-19. Perubahan perilaku tersebut juga kemungkinan besar akan terjadi pada wisatawan saat berkunjung ke destinasi.