Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Pandemi Corona, Pemulihan Mobilitas Masyarakat Butuh Waktu

Kepercayaan diri masyarakat tidak langsung membaik setelah melewati puncak pandemi virus Corona (Covid-19).
Antrean calon penumpang KRL commuter sebelum memasuki stasiun Depok Lama di Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Penumpukan calon penumpang ini disebabkan aturan physical distancing di dalam stasiun dan gerbong kereta, serta pembatasan jam operasional kereta akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI. Bisnis/Arief Hermawan P
Antrean calon penumpang KRL commuter sebelum memasuki stasiun Depok Lama di Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Penumpukan calon penumpang ini disebabkan aturan physical distancing di dalam stasiun dan gerbong kereta, serta pembatasan jam operasional kereta akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA- Mobilitas masyarakat memerlukan waktu untuk pulih setelah pandemi virus Corona (Covid-19).

Guru Besar Transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Danang Parikesit mengatakan kondisi yang terjadi saat ini merupakan problem kesehatan bukan krisis ekonomi seperti yang pernah terjadi sebelumnya meskipun hal ini juga berdampak pada kondisi ekonomi.

"Melihat pergerakan, recovery ini tidak sama, permintaan perjalanan yang menurun. Mungkin masih akan turun, karena kepercayaan diri masyarakat tidak langsung serta merta balik ketika puncak kasus Covid-19 terlampaui," ujar Danang dalam Diskusi Daring INSTRAN pada Minggu, (10/5/2020).

Menurutnya, industri transportasi maupun para investor di prasarana infrastruktur, sebagian besar menggunakan tiga skenario pemulihan (rebound) untuk melihat estimasi masyarakat melakukan perjalanan yaitu skenario hingga Juni, September dan Desember.

"Hampir semua korporasi melakukan skenario ini, gambaran recovery," katanya.

Namun, katanya, terdapat beberapa isu di korporasi penyelenggara angkutan terkait hubungannya dengan penurunan permintaan dan kerugian, yaitu persediaan kas, strategi korporasi dalam menghadapi situasi hingga skenario terburuk untuk transportasi yang baru akan pulih pada 2022.

"Untuk BUMN persediaan kas 3-6 bulan, skenario terburuk sampai Desember mungkin masih bernapas. Untuk strategi korporasi dalam menghadapi situasi ini karena tidak sama semua korporasi dan nightmare scenario untuk transportasi ke depan kalau recovery 2022," katanya.

Dia menambahkan alternatif pembiayaan juga diperlukan mengingat sumber pendapatan pajak dari pergerakan kendaraan berkurang. Di sisi lain, daya beli masyarakat turun dan subsidi juga terbatas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper