Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk. menyatakan tidak mengharuskan semua pengunjung melakukan rapid test untuk mendeteksi adanya virus corona atau Covid-19
Head of Investor Siloam International Hospitals Joel Ellis mengatakan perseroan menetapkan hanya mereka yang akan dirawat di rumah sakit yang akan menjalani serangkaian test. Ia membantah rumah sakit di bawah Lippo Group itu meminta setiap pengunjung melakukan uji cepat Covid-19 itu
“Jika calon pasien itu akan dirawat di rumah sakit kami maka mereka memang membutuhkan pengujian. Ini menjaga staf dan pasien kami dan mereka yang memasuki rumah sakit kami agar tetap aman,” katanya kepada Bisnis pada Sabtu (2/5).
Joel menambahkan jika pengunjung itu datang sebagai pasien rawat jalan maka tidak wajib mengikuti rapid test. Terkecuali ada beberapa kasus yang mengaruskan. Hal itu berlaku bagi semu unit Rumah Sakit Siloam yang beroperasi seperti di Kebun Jeruk dan Lippo Village.
Namun, salah seorang sumber Bisnis pergi ke Siloam Lippo Village menyatakan sebaliknya. Menurutnya semua orang, terkecuali bayi, yang ingin masuk ke dalam Siloam Lippo Village harus melakukan rapid test terlebih dahulu.
“Kalau merujuk protokol kesehatan Siloam LV pada April 2020 jika untuk imunisasi bisa langsung dan cuma isi form tentang aktivitas dan gejala yang dirasakan sepanjang 2 pekan terakhir,” ungkapnya kepada Bisnis pada Sabtu (2/5).
Namun, sang petugas mengatakan tetap harus rapid test berbayar karena itu protokol kesehatan perseroan. Rapid test itu karena pencegahan maka tidak bisa dikover oleh asuransi. Satu orang akan dikenai biaya sebesar Rp250.000 untuk mengikuti rapid test belum termasuk imunisasi.
Sementara itu, salah seorang petugas medis bercerita kalau mereka baik dokter dan perawat pun melakukan rapid test selama seminggu sekali. Tujuannya biar mengetahui kondisi dan tetap bekerja aman dari Covid-19
"Rapid test ini cuma berlaku 10 hari karena kalau kita tidak tahu kapan terpapar. Bisa saja saat tes kita sudah terpapar, tapi baru terdeteksi dua hari lagi. Jadi, rapid test emang harus sering," ujar petugas kesehatan yang diulang oleh sumber dari Siloam LV.