Bisnis.com, JAKARTA – Minat investor asing untuk menanam modal di bidang properti dinilai tetap tidak meredup meskipun tengah menghadapi pandemi Covid-19.
Wakil Ketua DPP Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) Bidang Luar Negeri Rusmin Lawin mengatakan bahwa minat investasi asing masih tetap ada sampai saat ini, termasuk dari Timur Tengah. Hanya saja, investor umumnya masih menunggu pandemi berakhir sebelum melakukan realisasi investasi.
“Di tengah Corona begini [minat] tetap berjalan, tetapi mereka [investor] jadi tidak bisa ke sini jadi realisasinya masih menunggu,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (29/4/2020).
Investor dari Timur Tengah, ungkap Rusmin, terbagi menjadi dua jenis. Ada pengembang asal Timur Tengah yang ingin bekerja sama dan ikut membangun di Indonesia dan ada yang hanya membantu mengucurkan dana.
Dengan adanya pandemi ini, para investor menjadi kesulitan untuk melakukan penjajakan secara langsung. Oleh karena itu, bagi pengembang yang akan memulai kerja sama saat ini bisa menyediakan informasi selengkap mungkin dan memastikan kesiapan proyek ketika berkomunikasi dengan investor.
Baru-baru ini, Rusmin menyebutkan bahwa REI menjembatani investor Timur Tengah untuk penjajakan proyek dengah perusahaan di Jakarta, Bandung, dan Bali, tetapi realisasinya tertunda karena Covid-19.
Baca Juga
“Jadi, sebetulnya minat akan tetap ada dan masih tinggi,” lanjutnya.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis, pada 2018 lalu investor dari Arab Saudi telah menjajaki pengembangan bisnis properti di Indonesia dengan nilai investasi sedikitnya Rp67 triliun.
Dari pengembang Indonesia, proyek properti yang ditawarkan adalah proyek pengembangan kota senilai total Rp44 triliun. Selain itu juga proyek 10 pengembang besar dengan nilai investasi Rp23 triliun yang siap dikerjasamakan karena telah ada desain dan perizinannya.
Dari penjajakan tersebut, salah satu yang berhasil tembus adalah proyek milik pengembang PT PP Properti Tbk. (PPRO) dengan investasi senilai Rp2,1 triliun dari perusahaan Dubai PT Arvada Investama.
Perusahaan tersebut membeli tiga menara dari proyek apartemen di Surabaya garapan PPRO, yaitu Grand Shamaya, Grand Dharmahusada Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon.