Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Investasi Sektor Properti Tinggi, Sinyal Positif?

Tingginya tingkat realisasi investasi di sektor properti bisa jadi mengalami penurunan dalam beberapa bulan ke depan akibat wabah Covid-19.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek apartemen di Jakarta, Senin (27/3)./JIBI-Dedi Gunawan
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek apartemen di Jakarta, Senin (27/3)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat pada kuartal I/2020 sektor properti termasuk dalam lima besar penyumbang realisasi investasi. Hal ini dinilai menjadi sinyal positif terhadap periode berikutnya.

Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus mengatakan bahwa hal itu terjadi kemungkinan karena dua sebab. Pertama, baik pengembang dan investor sudah percaya diri pada pasar properti 2020.

Menurutnya, tahun ini seharusnya tidak ada lagi penghambat sehingga pengembang mengerahkan seluruh produk lamanya agar terjual habis dengan harga terjangkau dan beragam penawaran menarik agar bisa segera meluncurkan produk baru.

Sementara itu, dari sisi investor, bisa jadi sudah telanjur membeli pada awal tahun atau memanfaatkan kondisi pasar yang sedang berpihak pada pembeli.

“Kemungkinan tinggi pada awal tahun karena banyak juga yang catatan penjualannya melebihi ekspektasi pada Januari kemarin,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (22/4/2020).

Setelahnya, muncul wabah Covid-19 pada Maret. Pengembang maupun pemilik properti, terutama kelas menengah atas akan berupaya keras melakukan apa pun agar propertinya bisa terjual. Lagi-lagi, kondisi ini dimanfaatkan oleh para investor.

“Sekarang mereka [investor] punya kesempatan besar untuk mencari portofolio properti terbaik dengan harga terjangkau karena pengembang bergantung sekali dengan penjualan untuk menjaga cash flow,” kata Alvin.

Menurutnya, tingginya tingkat realisasi investasi di sektor properti bisa jadi mengalami penurunan dalam beberapa bulan ke depan akibat wabah Covid-19. Para konsumen properti, baik investor maupun konsumen dinilai akan cenderung memasang sikap menunggu.

“Sebetulnya data BKPM juga bisa jadi sinyal minat para investor properti juga karena semua pelaku industri properti pada 2020 sudah sangat optimistis, setelah 3 tahun sebelumnya sudah mengalami perlambatan penjualan, kecuali di sektor subsidi sampai Rp1 miliar,” ungkapnya.

Sebelumnya, BKPM mencatat realisasi total penanaman modal baik dari asing dan juga dalam negeri pada kuartal I/2020 mencapai Rp210,7 triliun dari 25.192 proyek. Adapun, Rp17,8 triliun di antaranya berasal dari sektor perumahan kawasan dan industri perkantoran.

Dari total investasi sebesar Rp17,8 triliun, investasi dari penanam modal dalam negeri (PMDN) di sektor properti mencapai sebanyak Rp9,1 triliun.

Kepala Badan Koordinasi Penanaan Modal Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada investor yang menarik diri untuk berinvestasi di Indonesia.

“Kebanyakan dari para investor akan bersikap menunggu sebelum realisasi, makanya kuartal II/2020 akan makin berat,” ungkapnya melalui siaran YouTube, Senin (20/4/2020).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper