Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyatakan tidak mudah untuk mempertahankan aktivitas logistik jelang Ramadan yang saat ini menghadapi tantangan dari jalur transportasi lewat kargo udara.
Ketua Umum ALI Zaldy Ilham Masita menyampaikan pemerintah telah menekankan agar pengiriman logistik tetap berjalan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tetapi saat ini konektivitas udara hampir terputus karena banyaknya pesawat komersial yang membatalkan jadwal penerbangan. Hal tersebut menyebabkan adanya keterbatasan volume pengangkut kargo dari maskapai.
Saat ini, katanya, mulai banyak maskapai yang mengangkut kargo tetapi melalui layanan sewa atau carter dan bukan melalui layanan berjadwalnya.
"Kapasitas volume pengangkutan udara turun sampai 70 persen karena banyaknya jadwal penerbangan pesawat yang dibatalkan.Hal tersebut yang membuat sejumlah perusahaan logistik terkendala dengan menghentikan layanan pada hari yang sama atau sameday antarkota," jelasnya, Senin (20/4/2020).
Khusus untuk tahun ini, Zaldy juga memperkirakan secara garis besar tak banyak pergerakan aktivitas logistik menjelang Ramadan sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat akibat virus corona atau Covid-19.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman juga memprediksikan aktivitas logistik menjelang Ramadan tidak akan mengalami lonjakan, karena rencana libur Lebaran hanya dilakukan pada tanggal merah. Pemerintah juga telah mengimbau agar tidak mudik.
Pelaku usaha truk, lanjutnya, juga tidak banyak melakukan persiapan khusus juga tengah berupaya untuk bertahan di tengah pandemi saat ini. Pelaku tetap menyiagakan banyak truk logistik tetapi tingkat permintaan tidak baik.
“Nafas lagi diuji yang mana cost kami jalan terus [tetapi] pendapatan menurun. Supply truck ada. Tinggal demand-nya menurut saya dengan PSBB di mana-mana kemungkinan tetap akan turun permintaan,” jelasnya.