Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Pengangguran di Seluruh Dunia Mengkhawatirkan

Salah satu negara yang mengalami pertumbuhan pengangguran yang cukup tinggi adalah Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti rapat kerja antara Komisi XI DPR RI dengan pemerintah di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti rapat kerja antara Komisi XI DPR RI dengan pemerintah di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, wabah corona telah menyebabkan peningkatan angka pengangguran di hampir seluruh dunia.

Dia mengatakan, salah satu negara yang mengalami pertumbuhan pengangguran yang cukup tinggi adalah Amerika Serikat. Dia mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya tingkat pengangguran di negara itu tumbuh menjadi 10 persen sejak wabah corona melanda.

“Bahkan beberapa pihak ada  yang memproyeksikan pertumbuhan pengangguran bisa mencapai 15 persen atau bahkan mencapai 20 persen,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Jumat (17/4/2020).

Dia mengatakan tingkat pengangguran di AS itu mencapai level yang mengkhawatirkan lantaran lebih besar daripada kejadiaan saat depresi ekonomi beberapa tahun lalu.

“Kita juga melihat ini implikasinya luas dan dalam. ini masalah ekonomi sosial yang luas dan dalam, ini yang menjadi perhatian kita dalam mengeluarkan kebijakan,” katanya.

Adapun, di Indonesia, menurut laporan yang dia peroleh jumlah tenaga kerja yang dirumahkan mencapai 1,24 juta orang di sektor formal. Sementara itu untuk sektor informal mencapai 256.000 orang.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan World Economic Outlook April memproyeksikan pertumbuhan global pada tahun 2020 turun menjadi -3 persen.

“Ini adalah krisis yang tidak sama dengan krisis lain, dan ada ketidakpastian substansial tentang dampaknya terhadap kehidupan dan mata pencaharian masyarakat,” katanya.

Selain itu, banyak negara sekarang menghadapi krisis kesehatan, keuangan, dan jatuhnya harga komoditas. Dia menilai belum pernah ada sebelumnya pembuat kebijakan memberikan dukungan kepada rumah tangga, perusahaan, dan pasar keuangan sebesar saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper